Mohon tunggu...
Buya Sudaisy
Buya Sudaisy Mohon Tunggu... -

denai urang piaman

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

WAHABI, Apa dan Siapa?

3 Januari 2013   05:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:35 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wajib diketahui oleh setiap kaum Musimin dimanapun mereka berada bahwasanya firqah Wahabi adalah Firqah yang sesat, yang ajarannya sangat berbahaya bahkan wajib untuk dihancurkan.Tentu hal ini membuat kita bertanya-tanya,mungkin bagi mereka yang pro akan merasa marah dan sangat tidak setuju, dan yang kontra mungkin akan tertawa sepuas-puasnya… Maka siapakah sebenarnya Wahabi ini?? Bagaimanakah sejarah penamaan mereka??

Marilah kita simak dialog ilmiah yang sangat menarik antara Syaikh Muhammad bin Sa’ad Asy Syuwai’ir dengan para masyaikh/dosen-dosen di suatu Universitas Islam di Maroko.

Salah seorang Dosen berkata: ”Sungguh hati kami sangat mencintai Kerajaan Saudi Arabia, demikian pula dengan jiwa-jiwa dan hati-hati kaum muslimin sangat condong kepadanya,dimana setiap kaum muslimin sangat ingin pergi kesana, bahkan antara kami dengan kalian sangat dekat jaraknya. Namun sayang, kalian berada diatas suatu madzhab, yang kalau kalian tinggalkan tentu akan lebih baik, yaitu Madzhab Wahabi.”

Kemudian Asy Syaikh dengan tenangnya menjawab: ”Sungguh banyak pengetahuan yang keliru yang melekat dalam pikiran manusia, yang mana pengetahuan tersebut bukan diambil dari sumber-sumber yang terpercaya, dan mungkin kalian pun mendapat khabar-khabar yang tidak tepat dalam hal ini. Baiklah,agar pemahaman kita bersatu, maka saya minta kepada kalian dalam diskusi ini agar mengeluarkan argumen-argumen yang diambil dari sumber-sumber yang terpercaya,dan saya rasa di universitas ini terdapat perpustakaan yang menyediakan kitab-kitab sejarah islam terpercaya. Juga hendaknya kita semaksimal mungkin untuk menjauhi sifat fanatisme dan emosional.

Dosen itu berkata : ”Saya setuju denganmu, dan biarkanlah para Masyaikh yang ada di hadapan kita menjadi saksi dan hakim diantara kita.”

Asy Syaikh berkata : ”Saya terima… Setelah bertawakal kepada Allah, saya persilahkan kepada anda untuk melontarkan masalah sebagai pembuka diskusi kita ini.”

Dosen itu pun berkata : ”Baiklah kita ambil satu contoh, ada sebuah fatwa yang menyatakan bahwa Firqah Wahabi adalah firqah yang sesat. Disebutkan dalam kitab Al Mi ’yar yang ditulis oleh Al Imam Al Wansyarisi, beliau menyebutkan bahwa Al Imam Al Lakhmi pernah ditanya tentang suatu negeri yang di situ orang-orang Wahabiyyun membangun sebuah masjid, ”Bolehkan kita shalat di Masjid yang dibangun olehorang-orang wahabi itu?
Maka Imam Al Lakhmi pun menjawab : ”Firqah Wahabiyyah adalah firqah yang sesat, yang masjidnya wajib untuk dihancurkan, karena mereka telah menyelisihi kepada jalannya kaum mu’minin, dan telah membuat bid’ah yang sesat dan wajib bagi kaum muslimin untuk mengusir mereka dari negeri-negeri kaum muslimin”.

(Wajib kita ketahui bahwa Imam Al Wansyarisi dan Imam Al Lakhmi adalah di antara tokoh ulama Ahlus Sunnah)

Dosen itu berkata lagi : ”Saya rasa kita sudah sepakat akan hal ini, bahwa tindakan kalian adalah salah selama ini…”

Kemudian Asy Syaikh sertamerta menjawab : ”Tunggu dulu..!! Kita belum sepakat, lagi pula diskusi kita ini baru dimulai, dan perlu anda ketahui bahwasannya sangat banyak fatwa yang seperti ini yang dikeluarkan oleh para ulama sebelum dan sesudah Al Lakhmi, untuk itu tolong anda sebutkan terlebih dahulu kitab yang menjadi rujukan kalian itu…”

Dosen itu berkata : ”Anda ingin saya membacakannya dari fatwanya saja, atau saya mulai dari sampulnya?”

Asy Syaikh menjawab : ”Dari sampul luarnya saja.”

Dosen itu kemudian mengambil kitabnya dan membacakannya: ”Namanya adalah Kitab Al Mi’yar, yang dikarang oleh Al Imam Ahmad bin Muhammad Al Wansyarisi. Wafat pada tahun 914 H di kota Fas, di Maroko.

Kemudian Asy Syaikh berkata kepada salah seorang penulis di sebelahnya: ”Wahai syaikh, tolong catat baik- baik, bahwa Imam Al Wansyarisi wafat pada tahun 914 H.” Kemudian bisakah anda menghadirkan biografi Imam Al Lakhmi?”

Dosen itu berkata: ”Ya..”
Kemudian dia berdiri menuju salah satu rak perpustakaan, lalu dia membawakan satu juz dari salah satu kitab-kitab yang mengumpulkan biografi ulama. Di dalam kitab tersebut terdapat biografi Al Imam Ali bin Muhammad Al Lakhmi, seorang Mufti Andalusia dan Afrika Utara.

Kemudian Asy Syaikh berkata : ”Kapan beliau wafat?”

Yang membaca kitab menjawab: ”Beliau wafat pada tahun 478 H”

Asy Syaikh berkata kepada seorang penulis tadi : ”Wahai syaikh tolong dicatat tahun wafatnya Syaikh Al Lakhmi.” Kemudian ditulis.

Lalu dengan tegasnya Asy Syaikh berkata : ”Wahai para masyaikh… Saya ingin bertanya kepada antum semua… Apakah mungkin ada ulama yang memfatwakan tentang kesesatan suatu kelompok yang belum datang (lahir)..?! Kecuali kalau dapat wahyu??

Mereka semua (para dosen) menjawab : ”Tentu tidak mungkin, Tolong perjelas lagi maksud anda..!”

Asy syaikh berkata lagi : ”Bukankah (istilah) wahabi yang kalian anggap sesat itu adalah da’wah yang dibawa dan dibangun oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab..?

Mereka berkata : ”Siapa lagi..?”

Asy Syaikh berkata: ”Coba tolong perhatikan..! Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab lahir pada tahun 1115 H dan wafat pada tahun 1206 H… Nah, ketika Al Imam Al Lakhmi berfatwa seperi itu, jauh ratusan tahun lamanya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab belum lahir… Bahkan sampai 22 generasi ke atas dari beliau sama belum yang lahir… Apalagi berdakwah… Bagaimana ini..??”
(Merekapun terdiam beberapa saat…)

Kemudian mereka berkata: ”Lalu sebenarnya siapa yang dimaksud Wahabi oleh Imam Al Lakhmi tersebut..?” Mohon dijelaskan dengan dalil yang memuaskan, kami ingin mengetahui yang sebenarnya..!”

Asy Syaikh pun menjawab dengan tenang : ”Apakah anda memiliki kitab Al Firaq Fii Syimal Afriqiya, yang ditulis oleh Al Faradbil, seorang kebangsaan Perancis..?”

Dosen itu berkata: ”Ya ini ada..”

Asy Syaikh pun berkata : ”Coba tolong buka di huruf ‘wau’..”
Maka dibukalah huruf tersebut dan munculah sebuah judul yang tertulis Wahabiyyah’.”

Kemudian Asy Syaikh menyuruh kepada dosen itu untuk membacakan tentang biografi firqah wahabiyyah tersebut.

Dosen itu pun membacakannya: ”Wahabi atau Wahabiyyah adalah sebuah sekte Khawarij Ibadhiyah (kadang juga dibaca Abadhiyah) yang dicetuskan oleh Abdul Wahhab bin Abdirrahman bin Rustum Al Khariji Al Abadhi… Orang ini telah banyak menghapus Syari’at Islam… Dia menghapus kewajiban menunaikan ibadah haji dan telah terjadi peperangan antara dia dengan beberapa orang yang menentangnya. Dia wafat pada tahun 197 H di kota Tharat di Afrika Utara. Penulis mengatakan bahwa firqah ini dinamai dengan nama pendirinya, dikarenakan memunculkan banyak perubahan dan dan keyakinan dalam madzhabnya. Mereka sangat membenci Ahlus Sunnah.”

Setelah Dosen itu membacakan kitabnya Asy Syaikh berkata : ”Inilah Wahabi yang dimaksud oleh Imam Al Lakhmi, inilah wahabi yang telah memecah belah kaum muslimin dan merekalah yang difatwakan oleh para ulama Andalusia dan Afrika Utara sebagaimana yang telah kalian dapati sendiri dari kitab-kitab yang kalian miliki. Adapun da’wah yang dibawa oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang didukung oleh Al Imam Muhammad bin Su’ud -rahimuhumallah-, maka dia bertentangan dengan amalan da’wah khawarij, karena da’wah beliau ini tegak di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam yang shahih, dan beliau menjauhkan semua yang bertentangan dengan keduanya, mereka menda’wahkah tauhid, melarang berbuat syirik, mengajak umat kepada Sunnah dan menjauhinya kepada bid ’ah, dan ini merupakan manhaj da’wahnya para Nabi dan Rasul. Syubhat yang tersebar di negeri-negeri Islam ini dipropagandakan oleh musuh- musuh islam dan kaum muslimin dari kalangan penjajah dan selain mereka agar terjadi perpecahan dalam barisan kaum muslimin. Sesungguhnya telah diketahui bahwa dulu para penjajah menguasai kebanyakan negeri-negeri islam pada waktu itu,dan saat itu adalah puncak dari kekuatan mereka. Dan mereka tahu betul kenyataan pada perang salib bahwa musuh utama mereka adalah kaum muslimin yang bebas dari noda yang pada waktu itu menamakan dirinya dengan Salafiyyah. Belakangan mereka mendapatkan sebuah pakaian siap pakai, maka mereka langsung menggunakan pakaian dakwah ini untuk membuat manusia lari darinya dan memecah belah diantara kaum muslimin, karena yang menjadi moto mereka adalah ‘pecah belahlah mereka, niscaya kamu akan memimpin mereka’.”
Shalahuddin Al Ayubi tidaklah mengusir mereka keluar dari negeri Syam secara sempurna kecuali setelah berakhirnya Dawlah Fathimiyyah Al ‘Ubaidiyyin di Mesir, kemudian beliau (Shalahuddin) mendatangkan para ulama Ahlus Sunnah dari Syam lalu mengutus mereka ke negeri Mesir, sehingga berubahlah negeri mesir dari aqidah Syiah Bathiniyyah menuju kepada Aqidah Ahlus Sunnah yang terang dalam hal dalil, amalan dan keyakinan. (Silahkan lihat kitab Al Kamil oleh Ibnu Atsir)
=====================
Demikianlah saudara-saudaraku yang dirahmati oleh Allah, inilah fakta yang ada, dimana musuh-musuh islam selalu saja menghalang-halangi da’wah yang haq, karena manghancurkan islam adalah tujuan mereka, mereka tahu kalau umat islam ini bodoh dari ilmu Agama akan sangat mudah menghancurkannya dari dalam. Musuh-musuh Islam mencampurbaurkan antara istilah Wahabi Khariji dengan da’wah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan menyebut da’wah beliau sebagai da’wah Wahabi untuk menjatuhkan da’wah yang beliau usung dan menghalang-halangi terangnya cahaya kebenaran. Menggunakan fatwa-fatwa para ‘ulama Ahlus Sunnah terhadap Wahabi Khariji untuk diarahkan kepada da’wahnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan orang-orang yang selalu menda’wahkan kemurnian tawhid dan sunnah.
Pelajaran penting juga yang dapat kita ambil, hendaknya bagi siapa saja yang ingin mendiskusikan ilmu haruslah dia mendatangkan bukti-bukti yang kuat sebagaimana dialog yang telah kita baca di atas,sehingga bukan nafsu yang keluar dari mulutnya, melainkan imu yang shahih.. Dialoglah dengan cara yang baik, bukan dengan debat kusir yang kosong dari hikmah…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun