Mohon tunggu...
said abdullah
said abdullah Mohon Tunggu... Konsultan - Politisi

Suka Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menanti Terobosan Kebijakan Kabinet Baru dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

20 Oktober 2019   09:55 Diperbarui: 20 Oktober 2019   10:23 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: indonews.id

Pemerintah perlu mencari terobosan kebijakan baru, agar bisa memutus mata rantai jebakan pertumbuhan 5 persen yang selalu dikaitkan dengan CAD.

Permasalahan Tertahannya Pertumbuhan Ekonomi

Berdasarkan evaluasi pencapaian RPJMN 2014-2019 yang disampaikan oleh Bappenas, salah satu target yang tidak tercapai adalah pertumbuhan ekonomi. Dimana, target akhir pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2014-2019 berkisar antara 7 persen hingga 8 persen. 

Adapun pencapaian rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional dalam lima tahun terakhir (2015-2019) Pemerintahan Jokowi-JK hanya mencapai angka 5,08 persen. 

Tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi tersebut, tentu berimplikasi terhadap kondisi ekonomi secara keseluruhan, khususnya dalam mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat.

Praktis dalam kurun waktu lima tahun terakhir, kontribusi terbesar dalam menyusun Produk Domestik Bruto (PDB) bersumber dari konsumsi dan investasi. 

Bahkan dalam triwulan IIkomponen pengeluaran konsumsi rumah tangga yang mencakup lebih dari separuh produk domestik bruto (PDB) Indonesia yaitu sebesar 55,79 persen dengan tingkat pertumbuhan sekitar 5,1 persen. 

Sedangkan, kontribusi ekonomi juga ditopang oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) sebesar 31,25%. Bahkan untuk selisih ekspor dan impor kita mengalami defisit sekitar -0,89 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada September defisit US$ 160 juta. Sedangkan Januari - September 2019 neraca perdagangan masih tekor US$ 1,95 miliar.

Akibatnya, CAD kembali mengalami pelebaran defisit pada kuartal II 2019 mencapai 3% atau US$ 8,4 miliar dari PDB, naik dari kuartal sebelumnya yang hanya 2,6% dari PDB. Bank Dunia memproyeksi, CAD Indonesia di akhir 2019 diprediksi mencapai US$ 33 miliar atau naik dari tahun sebelumnya US$ 31 miliar. 

Jika tidak segera diantisipasi maka kondisi ini akan mempengaruhi aliran modal asing yang masuk dan keluar dari Indonesia dan sudah pasti akan kembali memukul rupiah. Apalagi kita juga sangat rentan dengan kebijakan The Fed dalam menaikkan tingkat suku bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun