Indonesia terpilih dan terlantik periode 2024-2029, Prabowo Subianto menamai kabinet pemerintahannya dengan nama Merah Putih. Nama yang sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia, karena langsung merujuk pada bendera Sang Saka Merah Putih Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
PresidenPadahal, sebelumnya atau ketika masa kampanye pemilihan presiden (Pilpres) kubu Prabowo-Gibran menamai diri mereka dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang tak lain merupakan nama dari kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Konon, penggunaan nama KIM dilatari oleh keinginan Prabowo untuk melanjutkan apa yang dibangun pemerintahan Jokowi.
Makanya, hingga sekarang nama tersebut masih disematkan kepada orang atau partai yang didukung atau mendukung Prabowo-Gibran dalam helatan Pilkada serentak kali ini semisal DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah dan daerah lainnya. Bahkan, sebagian orang masih mengaitkan adanya campur tangan Jokowi dalam dinamika politik nasional.
Namun menariknya, seusai dilantik menjadi presiden Indonesia ke-8, Prabowo Subianto lalu membentuk kabinet, mengumumkan nama-nama menteri sekaligus memperkenalkan nama kabinetnya ke seluruh rakyat Indonesia, kabinet Merah Putih.
Tentu saja, pemilihan nama ini membuat orang memiliki tafsiran berbeda-beda dan mungkin saja secara otomatis menggugurkan argumentasi beberapa kalangan yang menyatakan kalau pemerintahan Prabowo Subianto masih berada dalam bayang-bayang presiden sebelumnya.
Dalam arti lain, Prabowo Subianto ingin menegaskan kepada siapapun melalui sebuah nama kalau pemerintahanya berbeda dengan sebelumnya atau memang ada pesan tertentu yang hendak disampaikan melalui sebuah nama tersebut.
Pendeknya, selama tidak ada penjelasan resmi dari pembuatnya, maka semua orang memiliki kesempatan menafsirkan makna dari kabinet Merah Putih. Bisa berdasarkan asumsi pribadi, atau juga berlandaskan sebuah teori semisal analisis wacana kritis, semiotika, onomastika dan interaksi simbolik.
Filosofi dan Substansi
Bagi William Shakespeare nama itu tidaklah penting, sebab bunga mawar tetap harum meski tanpa nama mawar. Apapun namanya terserah, yang penting substansi dibalik nama tersebut jauh lebih penting dan akan menentukan.
Dalam konteks kabinet Merah-Putih, maka yang akan dilihat dan dinilai oleh publik adalah isi dibalik nama tersebut, apakah betul-betul mencerminkan keberanian, kesucian, kebersihan, nasionalisme dan pengabdian sesungguhnya kepada nusa dan bangsa Indonesia sebagaimana makna filosofisnya.
Memang benar bahwa warna merah melambangkan keberanian, dan warna putih identik dengan kesucian atau kebersihan. Dua warna ini kemudian diadopsi oleh para pendiri bangsa Indonesia dalam bentuk bendara nasional yang dikenal dengan Sang Saka Merah Putih.
Ketika dua warna (merah putih) ini dipakai sebagai nama kabinet pemerintahan harapannya sama dengan makna filosofisnya, berani dan bersih. Substansinya, terdiri dari para pemberani, patriot, nasionalis, jujur, bersih, profesional dan berkualitas dalam bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara.
Simbolik Merah Putih
Manusia membentuk makna melalui proses komunikasi, dan manusia bertindak berdasarkan makna atau simbol yang diberikan orang lain kepada mereka, begitu menurut Goerge Herbert Mead dan Herbert Blumer dalam teori Interaksi Simboliknya.
Termasuk kabinet Merah Putih yang merupakan buah pikiran dari Prabowo Subianto selaku pimpinan kabinet sekaligus presiden republik Indonesia. Nama tersebut dapat diinterpretasi menggunakan teori interaksi simbolik dengan cara mengidentifikasi simbol-simbol, narasi, interaksi dan persepsi publik yang dibangun oleh pemerintah.
Pertama, simbol merah putih. Warna merah dan putih merupakan salah satu simbol negara Indonesia yang dikenal dengan Sang Saka Merah Putih. Secara historis, dua warna ini memang melambangkan keberanian, kemurnian, kepahlawanan, patriotisme, nasionalisme. Cerminan kedaulatan, kemandirian dan eksistensi negara Indonesia.
Sebutan kabinet Merah-Putih hendak memberi kesan bahwa mereka adalah pemerintahan yang kuat, berani, berdaulat, melayani, mengayomi, bersih, jujur dan profesional. Kabinet ini hadir bukan hanya sekadar memerintah, tapi juga sebagai wakil sekaligus pelindung bangsa.
Kedua, menciptakan narasi. Setelah membentuk kabinet Merah Putih, presiden Prabowo lalu melakukan serangkaian kegiatan penting semisal rapat kabinet, menerima tamu kenegaraan, kunjungan dan terakhir pembekalan para menteri di Magelang.
Ini semua merupakan narasi yang dibangun oleh kabinet Merah Putih supaya terkesan selaras dengan nama kabinetnya. Kita dapat menyaksikan bagaimana arahan presiden Prabowo saat beliau memimpin rapat kabinet tersebar begitu masif, termasuk juga kegiatan pembekalan para menteri di Magelang semakin menegaskan mereka berani, solid, dan berintegritas. Â Â Â Â
Ketiga, membangun interaksi. Sebagaimana asumsi awalnya, bahwa makna itu diciptakan, dimodifikasi melalui interpretasi dan interaksi antar manusia. Dalam artian, interaksi kabinet Merah Putih dengan publik, media dan politisi selama ini memang sedang dan terus akan membentuk pesan positifnya.
Misalnya menyimbolkan anggota kabinet sebagai pejabat yang berani, jujur, tegas, merakyat, cerdas dan lain sebagainya sehingga menambah atau mengubah makna simbolik kabinet di kalangan masyarakat dari negatif ke positif, menutupi isu-isu terkait sebagian anggota kabinet yang dianggap kurang kredibel dan kompeten dibidangnya.
Transformasi Makna dan Nilai
Sekilas, persepsi publik terhadap kabinet Merah Putih yang dipimpin Prabowo Subianto masih mendapatkan respon positif karena dianggap sesuai dengan idealisme merah putih. Ditambah lagi nama-nama anggota kabinet berikut tindakan-tindakan mereka turut memperkuat simbol merah putih yang memang sedang dinanti oleh rakyat Indonesia.
Hanya saja, makna kabinet Merah Putih ini dapat berubah kapan saja sesuai dengan dinamika politik dan interaksi pemerintah dengan masyarakat. Bilamana di kemudian hari nanti ada ketidaksesuaian antara nama, ucapan, tindakan dan kebijakan dari kabinet Merah Putih, maka secara otomatis persepsi publik juga akan berubah.
Intinya, menurut teori interaksi simbolik ini kabinet Merah-Putih bukan sekadar nama kabinet bentukan presiden Prabowo Subianto, tetapi juga simbol sebuah pemerintahan baru yang arti atau maknanya diciptakan, dinarasikan, diimplementasikan serta diperkuat melalui interaksi sosial-politik antara kabinet Merah Putih dengan publik dan media.
Nah, dari penamaan kabinet kita juga bisa mengetahui pikiran serta pribadi presiden Prabowo Subianto. Sebab, lahirnya nama Merah Putih adalah buah pikiran (mind) dan diri (self) beliau sebagai presiden yang dikomunikasikan ke publik dan media (society). Secara umum pemilihan nama tersebut mengandung makna semangat serta tulus melayani masyarakat.
Dalam konteks yang lebih luas, nama Merah-Putih merupakan pikiran dan jati diri seluruh tim atau pemerintahan baru yang dipimpin langsung Prabowo-Gibran dan tentu implementasinya dapat kita tunggu dan kawal bersama selama lima tahun ke depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H