Sekilas, persepsi publik terhadap kabinet Merah Putih yang dipimpin Prabowo Subianto masih mendapatkan respon positif karena dianggap sesuai dengan idealisme merah putih. Ditambah lagi nama-nama anggota kabinet berikut tindakan-tindakan mereka turut memperkuat simbol merah putih yang memang sedang dinanti oleh rakyat Indonesia.
Hanya saja, makna kabinet Merah Putih ini dapat berubah kapan saja sesuai dengan dinamika politik dan interaksi pemerintah dengan masyarakat. Bilamana di kemudian hari nanti ada ketidaksesuaian antara nama, ucapan, tindakan dan kebijakan dari kabinet Merah Putih, maka secara otomatis persepsi publik juga akan berubah.
Intinya, menurut teori interaksi simbolik ini kabinet Merah-Putih bukan sekadar nama kabinet bentukan presiden Prabowo Subianto, tetapi juga simbol sebuah pemerintahan baru yang arti atau maknanya diciptakan, dinarasikan, diimplementasikan serta diperkuat melalui interaksi sosial-politik antara kabinet Merah Putih dengan publik dan media.
Nah, dari penamaan kabinet kita juga bisa mengetahui pikiran serta pribadi presiden Prabowo Subianto. Sebab, lahirnya nama Merah Putih adalah buah pikiran (mind) dan diri (self) beliau sebagai presiden yang dikomunikasikan ke publik dan media (society). Secara umum pemilihan nama tersebut mengandung makna semangat serta tulus melayani masyarakat.
Dalam konteks yang lebih luas, nama Merah-Putih merupakan pikiran dan jati diri seluruh tim atau pemerintahan baru yang dipimpin langsung Prabowo-Gibran dan tentu implementasinya dapat kita tunggu dan kawal bersama selama lima tahun ke depan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H