Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Baby Blues dan Kehadiran Negara dalam Keluarga

17 Juni 2024   19:00 Diperbarui: 18 Juni 2024   19:19 698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ilustrasi baby blues syndrome pasca melahirkan | iStockphoto 

Keempat, edukasi secara berkelanjutan. Banyak orang belum mengetahui masalah kesehatan mental satu ini. Sebagian manganggapnya sebagai sesuatu yang biasa dan lumrah adanya. Ini menunjukkan tingkat literasi masyarakat tentang baby blues syndrome masih rendah.

Tanggung jawab pemerintah memberikan edukasi dan penyadaran kepada masyarakat secara umum dan calon orang tua khususnya. Edukasi terkait dengan bahayanya masalah kesehatan mental sekaligus cara mengatasinya.

Wanita sebagai Tulang Punggung Negara

Harus diakui, peran wanita atau ibu sangat menentukan kemajuan bangsa dan negara. Sebab, fondasi pertama dan utama dimulai dari keluarga yang ditentukan oleh kualitas sang ibu serta ayahnya

Keharmonisan keluarga adalah pilar bagi tegaknya peradaban bangsa Indonesia dan gambaran kondisi sebuah negara. Angka 57% pengidap gejala baby blues menggambarkan sejauh mana negara hadir memperhatikan wanita dan keluarga.

Tak ayal, bila negara memperhatikan para wanitanya, menghormati dan megangkat hak serta martabatnya maka, dapat dipastikan negara dan bangsa akan maju. Sebaliknya, bilamana kita merendahkan para wanita, maka sesungguhnya kita sedang berada dalam kemunduran.

Ibarat kata, wanita adalah tulang punggung negara. Bila tulang punggungnya bengkok, jangan berharap perjalanan bangsa ini akan lurus, jika tulang punggungnya lemah, jangan pernah harap bangsa dan negara Indonesia akan kuat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun