Alasannya sederhana, karena jawa merupakan kunci atas kemenangan politik secara nasional. Dalam artian, partai politik atau kontestan Pilkada sangat mungkin memenangi Pemilu yang akan datang manakala berhasil menguasai pulau jawa.
Secara matematis, jumlah penduduk Indonesia terbanyak ada di pulau jawa. Mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogykarta, Jawa Barat, Banten dan Jakarta. Otomatis, ini akan menjadi lumbung atau penyumbang suara terbanyak bagi partai dan kontestan.
Kita dapat belajar dari proses pemilihan presiden dan wakil presiden kemarin, semua kandidat berkompetisi, merebut suara rakyat di pulau jawa dan hasilnya pasangan Prabowo-Gibran (02) berhasil memperoleh suara cukup banyak.
Andaikata pasangan Probowo-Gibran kalah di pulau jawa, kemungkinan besar mereka tidak memenangi Pilpres, atau paling tidak terjadi Pemilu dua putaran. Jadi, inilah mengapa partai politik serta para politisi lebih ambisius mengusai jawa.
Terutama DKI Jakarta yang selalu menjadi episentrum pelaksanaan Pilkada secara nasional. Ini tak lepas dari posisi Jakarta sebagai ibu kota negara, pusat pemerintahan, ekonomi, sosial dan lain sebagainya.
Jakarta adalah cermin bagi Indonesia itu sendiri. Semua bentuk keragaman bangsa ada di sana sekaligus sebagai simbol kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan bangsa dan negara. Mulai etnis, budaya, agama, pendidikan, sosial, politik, hukum serta ekonomi.
Jadi, wajah Pilkada kali ini akan sangat tergantung dari proses pelaksanaan Pilkada di Jakarta. Di sanalah prinsip sekaligus nilai-nilai dasar demokrasi ditegakkan lalu dipertontonkan kepada seluruh dunia, bukan hanya Indonesia.
Konon, orang-orang pintar dan berpengaruhnya Indonesia tinggal di Jakarta, atau paling tidak mereka ngantornya di sana. Dapat disimpulkan, corong peradaban negeri ini ibu kota, bukan daerah lainnya.
Bila proses pelaksanaan Pilkada di Jakarta nanti tidak sesuai dengan UUD, Pancasila dan nilai-nilai dasar demokrasi, maka sejatinya kualitas Pilkada di daerah lainnya akan sama. Sehingga, Jakarta harus menjadi barometer baik dan buruknya pelaksanaan Pilkada tahun ini.
Dampak Pilkada DKI Jakarta terhadap Politik Nasional
Mengapa banyak partai atau politisi mengincar kursi gubernur DKI Jakarta? Padahal, jika bicara soal pengabdian terhadap nusa dan bangsa, mestinya wilayah lainnya justru perlu mendapat perhatian lebih.