Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Integrasi Literasi Media dan Digital dalam Kurikulum Pendidikan Nasional

6 Mei 2024   10:24 Diperbarui: 7 Mei 2024   19:51 1076
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Literasi Media dan Digital | Pixabay.com/AlbersHeinemann

Kampanye akan pentingnya literasi digital di lingkungan pendidikan masih terus dilakukan. Tentu, ini merupakan bentuk kesadaran dari pemerintah, pendidik dan tenaga kependidikan atas perkembangan serta kebutuhan zaman, di mana penggunaan teknologi digital saat ini merupakan sebuah keniscayaan.

Kemampuan literasi digital menjadi kebutuhan di tengah berkembangnya teknologi informasi, bukan hanya oleh pelajar tetapi semua stakeholder yang ada di lingkungan pendidikan. Semua ini karena hampir seluruh kegiatan pendidikan sudah harus menggunakan teknologi.

Konon, lembaga pendidikan yang belum atau enggan menggunakan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dianggap ketinggalan zaman. Termasuk pula dengan pendidik atau guru, tenaga kependidikan serta pelajar yang belum melek teknologi.

Dalam arti lain, kemampuan literasi digital bagi dunia pendidikan menjadi bekal penting untuk menghadapi masa depan. Sebab, sebagaimana jamak diketahui, perkembangan zaman terus mengarah pada digitalisasi menggunakan teknologi.

Memang, beberapa ahli memberikan kritik terhadap lahirnya tekonologi informasi karena membawa dampak buruk pada tatanan kehidupan manusia. Namun, pada kesimpulannya hal ini tak dapat dijadikan argumentasi untuk menolak hadirnya teknologi informasi.

Laju teknologi dengan segala kekurangannya serta dampak buruknya tidak mampu dibendung oleh siapapun, termasuk lembaga pendidikan itu sendiri. Jalan satu-satunya adalah menerima dan menjadikannya sebagai kekuatan mengadapi masa depan itu sendiri.

Literasi Digital dalam Kurikulum Nasional

Sebenarnya, literasi digital sudah menjadi bagian integral dari kurikulum pendidikan nasional bernama Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang harus diajarkan.

Dalam implementasinya, mata pelajaran TIK ini awalnya masih sebatas peminatan atau bagian dari materi muatan lokal dan keterampilan, kemudian berganti nama menjadi informatika dan menjadi pelajaran wajib.

Saya termasuk orang yang pernah merasakan mata pelajaran TIK ini ketika duduk di bangku sekolah. Belajar mengenali dan mengoperasikan komputer sepekan sekali selama kurang lebih satu semester.

Waktu itu, baru mengenal komputer dengan segala perangkat-perangkatnya. Kami diajarkan bagaimana mengoperasikan, mulai dari menghidupkan, menggunakan program-program atau fitur-fitur yang ada hingga mematikan kembali.

Belum ada internet, karena memang belum ada perangkat pendukungnya untuk mengakses internet itu sendiri. Beberapa tahun kemudian, baru muncul serta berkembang dalam bentuk warung internet yang tersedia di tempat-tempat tertentu.

Kesadaran akan pentingnya digitalisasi pendidikan semakin menguat tatkala wabah Covid-19 merebak dan mengharuskan semua proses pembelajaran dilaksanakan secara online. Semua merasa harus melek digital.

Perbedaan Literasi Digital dan Media

Secara sederhana literasi digital adalah kemampuan seseorang dalam mengoperasikan alat bernama teknologi dengan baik serta bijak. Termasuk juga kemampuan untuk menemukan, mengevaluasi, membuat, dan mengembangkan platform dan alat digital.

Literasi digital bukan sekadar literasi komputer dasar, namun mencakup keterampilan seperti keamanan online, privasi, keamanan siber, komunikasi digital. Literasi digital menjadi sangat penting karena erat kaitannya dengan internet yang merupakan sumber utama informasi dan komunikasi saat ini.

Artinya, orang melek teknologi dapat memanfaatkan teknologi untuk kepentingan dirinya dan juga orang lain. Misalnya, bisa jualan online, melindungi identitas digital mereka serta mampu beradaptasi dengan dunia digital yang terus berkembang.

Sementara literasi media adalah kemampuan mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi media tersebut. Termasuk juga memahami pesan yang disampaikan melalui saluran media semisal televisi, radio, media cetak, dan online.

Literasi media mengantarkan seseorang untuk mempertanyakan dan menilai secara kritis informasi yang mereka dapat, mengidentifikasi potensi bias, dan membedakan antara sumber berita yang kredibel dan tidak dapat diandalkan.

Dalam konteks saat ini, di mana misinformasi dan disinformasi dapat menyebar dengan cepat, literasi media menjadi sangat penting untuk dikuasai. Dengan melek media, seseorang dapat menjadi partisipan aktif dalam membentuk wacana publik, membuat keputusan yang tepat, dan terhindar dari narasi yang menyesatkan.

Gamblangnya, orang yang mampu mengoperasikan teknologi dengan baik serta bijak disebut melek media. Adapun kemampuan mengakses, menganalisis, menilai, menyebarkan isi media disebut sebagai melek media.

Dapat diartikan pula, orang yang melek teknologi belum tentu melek media dan begitu juga sebaliknya, sehingga dua kemampuan ini (literasi digital dan media) merupakan satu paket yang harus sama-sama dikuasi.

Pasalnya, baik literasi digital maupun media saling terkait erat dan saling melengkapi. Platform digital telah menjadi media utama penyebaran media, dan literasi digital sangat penting untuk berinteraksi dengan media secara efektif.

Sebaliknya, literasi media sangat penting untuk memahami dan mengevaluasi secara kritis informasi yang ditemui di ruang digital.

Integrasi Litersi Media dan Digital

Harus diakui, kesadaran akan pentingnya literasi media di lingkungan sekolah belum semasif literasi digital. Sebagian bahkan ada yang mengabaikan karena dianggap tidak penting atau belum terlalu dibutuhkan.

Padahal, salah satu pengguna terbanyak media saat ini adalah kalangan pelajar dan pendidik yang berada di lingkungan sekolah. Ini juga mengkonfirmasi, potensi terjadinya penyebaran disinformasi dan misinformasi di kalangan mereka.

Artinya, para pelajar dan pendidik yang tidak melek media berpotensi menjadi sasaran atau korban penyebaran informasi palsu. Di sinilah pentingnya integrasi literasi media dan digital di lingkungan sekolah.     

Integrasi literasi media dan digital di lingkungan pendidikan dapat memberikan manfaat yang signifikan. 

Pertama, integrasi ini membantu pelajar memahami bagaimana teknologi digital memengaruhi media dan informasi yang mereka konsumsi.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pesan media dibuat dan disebarkan di era digital, siswa dapat menjadi konsumen media yang lebih cerdas dan kritis.

Kedua, integrasi literasi media dan digital juga dapat membantu para pelajar mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi secara aktif dalam budaya digital.

Mereka belajar bagaimana menciptakan konten digital yang relevan, memahami etika dalam penggunaan media sosial, dan melindungi diri mereka dari risiko online seperti kejahatan siber dan penipuan.

Selain itu, integrasi ini juga membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan beragam. Dengan memperkenalkan siswa pada berbagai jenis media dan teknologi digital, pendidik dapat memperluas pandangan mereka tentang dunia dan membantu mereka menghargai keragaman budaya dan perspektif.

Untuk mewujudkan integrasi literasi media dan digital secara efektif, pendidik perlu mengembangkan kurikulum yang relevan dan menyediakan pelatihan bagi guru untuk mengajar keterampilan ini dengan baik.

Pemilik kebijakan, dalam hal ini pemerintah harus menangkap realitas ini dengan mengeluarkan sebuah kebijakan. Idealnya, literasi media juga masuk sebagai bagian dari kurikulum pendidikan nasional itu sendiri. 

Artinya, pengintegrasian antara literasi media dan digital dalam kurikulum nasional menjadi kebutuhan penting sekaligus mendesak yang harus segera direalisasikan. 

Mengingat kedua kemampuan ini sama-sama penting bagi generasi bangsa dalam menghadapi masa yang akan datang. Pada saat yang sama, keduanya juga tak dapat dipisahkan, apalagi di kesampingkan. 

Selain itu, kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat juga penting untuk memastikan bahwa para pelajar mendapatkan dukungan yang mereka butuhkan agar menjadi konsumen media dan pengguna teknologi digital yang cerdas sekaligus bertanggung jawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun