Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Memilih Pemimpin, Perlukah Salat Istikharah?

12 Februari 2024   05:47 Diperbarui: 12 Februari 2024   05:48 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meskipun tidak ada kewajiban untuk melakukan salat istikharah dalam Islam, banyak orang memilih untuk melakukannya sebagai sarana untuk meminta bimbingan dari Allah SWT dalam mengambil keputusan yang penting.

Istikharah atau doa ini dimaksudkan untuk membantu seseorang merasa yakin dan nyaman dengan keputusan yang mereka ambil. Dalam konteks pemilu, calon yang menurut kita sudah cocok memimpin Indonesia dimunajatkan kepada Allah SWT dengan cara salat istikharah.

Sekali lagi, setelah kita berupaya maksimal menyeleksi calon pemimpin, baru hasil pilihan kita serahkan kepada Tuhan. Berdoa saja tanpa upaya seperti bertaruh dan hal demikian tak dapat dibenarkan. Begitupun sebaliknya, hanya berusaha tanpa doa, itu termasuk sombong karena mengabaikan nilai-nilai ketuhanan.

Jadi, tetap yang pertama adalah upaya dengan mempertimbangkan kualitas, kebijaksanaan, integritas, dan kemampuan sang pemimpin, bukan hanya didasarkan pada doa semata. Proses memilih pemimpin juga memerlukan pemahaman yang baik tentang situasi, konteks, dan kebutuhan masyarakat yang akan dipimpin.

Oleh karena, masa tenang ini dapat kita jadikan sebagai momentum memantapkan pilihan dengan cara salat istikharah, memohon petunjuk kepada Allah SWT atas pilihan yang dianggap layak memimpin Indonesia. Melalui upaya serta doa, semoga pemilu kali berjalan dengan baik dan lancer serta menghasilkan sosok pemimpin yang diharapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun