Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kolaborasi Tiga Serangkai, Kunci Keberhasilan Pendidikan

20 Januari 2024   05:35 Diperbarui: 20 Januari 2024   07:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan tiga serangkai dalam bentuk gedung sekolah | pixabay.com/aditiotantra

Berbicara anak berarti berbicara masa depan kita. Artinya, kesejahteraan, kebahagiaan serta kesuksesan ada pada putra dan putri kita. Mereka merupakan aset terbesar dalam kehidupan yang sepuluh atau dua puluh tahun ke depan akan menjadi pelopor perubahan, pemimpin serta penerus perjuangan bangsa dan negara.

Bila demikian adanya, memastikan mereka terbentuk dengan cara yang benar hingga menjadi individu yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, sehat, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagaimana termaktub dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2023 tentang tujuan pendidikan nasional adalah kewajiban sekaligus tanggungjawab kita semua.

Untuk merealisasikan generasi tersebut di atas tak lain kecuali melalui pemilihan pendidikan yang mampu mendidik dan mengantarkan anak didiknya mengenal diri sendiri dan Tuhannya. Mampu membentuk anak-anak kita menjadi pribadi berilmu, beriman, beramal, dan beradab. Pendidikan yang berorientasi bukan hanya pada prestasi atau pencapaian duniawi semata, namun juga kesuksesan, kesejahteraan serta kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sekilas nampak sederhana dan sangat mudah diwujudkan, namun ketika berhadapan dengan kenyataan semua menemui kesulitan seperti tanpa ada ujungnya. Ya, mendidik anak memang gampang-susah, apalagi mau ideal seperti yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional di atas. Seorang pemerhati pendidikan pernah mengatakan, "untuk mendidik satu orang anak, dibutuhkan orang satu kampung dan itu juga belum tentu berhasil."

Sialnya, bilamana mengalami kegagalan dalam mendidik anak, semuanya saling menyalahkan dan saling lempar tanggungjawab. Sebenarnya, ini tanggungjawab siapa? Ya, tanggugjawab kita. "Semua tempat adalah sekolah dan semua orang adalah guru," kata Ki Hajar Dewantara. Lalu, bagaimana supaya pendidikan itu sukses? Kuncinya, ada pada pendidikan tiga serangkai.

Orang tua, Guru dan Anak

Sukses tidaknya proses pendidikan itu tergantung dari tiga orang ini: orang tua, guru dan anak. Ketiganya merupakan satu rangkaian yang tak boleh diputuskan layaknya sebuah rantai. Satu saja terputus, maka akan berdampak pada yang lain. Harus saling kerja sama dan sama-sama kerja satu sama lain supaya semua harapan dapat mewujud menjadi kenyataan.

Pertama, orang tua. Kemauan dan kesadaran pertama memang harus hadir dari kedua orang tua. Sebab, bagaimanapun kedua orang tua lah yang memiliki tanggungjawab mendidik serta mengantarkan anak-anaknya menjadi manusia seutuhnya. Mereka yang punya cita-cita ingin seperti apa dan hendak dibawa kemana anak-anaknya.

Orang tua harus memiliki kemauan kuat dan sungguh-sungguh dalam mendidik anak sekaligus memberikan dukungan penuh kepada putra-putrinya. Andaikata kedua orang tua atau salah satu dari mereka tidak punya kemauan, jangan berharap anak-anaknya bisa menjadi manusia terdidik dan sukses mengarungi kehidupan di dunia dan akhirat nanti.  

Kedua, guru atau pendidik. Sebagai orang yang mendapatkan tugas mendidik dari orang tua, guru punya andil besar dalam mengantarkan kesuksesan seorang anak. Maka, kesungguhan dalam menstransformasikan ilmu sekaligus nilai kepada peserta didiknya harus dimiliki oleh seorang guru yang ditopang dengan semangat mengabdi untuk negeri.

Tanpa semangat guru, niscaya tidak akan lahir generasi terdidik yang mengusasi beragam ilmu pengetahuan sekaligus karakter moral melalui proses pendidikan. Pepatah Arab mengatakan yang artinya begini, "Andaikata tidak ada guru, niscaya aku tidak akan pernah tahu siapa Tuhanku." Jadi, posisi guru sangat menentukan suksesnya pendidikan.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun