Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tips Jitu Terhindar dari Judul Berita Menipu

14 Januari 2024   11:38 Diperbarui: 14 Januari 2024   11:44 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fenomena judul berita umpan balik atau clickbait (menipu) sering kita jumpai dan mungkin sebagian pernah atau bahkan sering terkecoh dan terperangkap dalam jaring tipu daya. Sadar atau tidak, penipuan berkedok judul berita ini memang sengaja dilakukan untuk mengelabuhi para peselancar dunia maya supaya tertarik meng-klik judul tersebut.

Tujuan utamanya tentu saja mendapatkan keuntungan finanasial dari setiap judul berita yang disebarkan. Semakin banyak ketiban klik, maka semakin banyak pula mendulang cuan. Meski, secara substansi laku jurnalisme seperti ini telah merugikan banyak orang serta memperburuk citra pers, namun karena motif komersial semua cara dapat dilakukan.

Merugikan pembaca karena antara judul dan isi beritanya tidak berkesesuaian, dan tentunya bagi pembaca yang paham dunia pers pasti akan memberikan catatan buruk pada media yang menggunakan clickbait. Lebih jauh lagi, media seperti ini akan ditinggalkan oleh para pembaca dengan sendirinya karena dianggap telah melakukan penipuan atau pembodohan.

Masalahnya, menjamurnya judul berita umpan balik atau clickbait di media online ini disinyalir karena berbanding lurus dengan rendahnya tingkat literasi masyarakat tentang jurnaslistik dan media, sehingga celah ini digunakan oleh beberapa media tertentu untuk menambah jumlah kunjungan atau views dan like sekaligus mendapatkan keuntungan finansial.

Bagaimanapun, persaingan industri media yang semakin ketat mengharuskan strategi khusus untuk bisa bertahan atau berkembang. Sehingga, setiap pers mengemas medianya semenarik mungkin agar dikunjungi oleh banyak pembaca. Termasuk konten-konten di dalamnya yang sedapat mungkin disesuaikan dengan kebutuhan para pembaca.

Nah, agar kita tidak terjebak pada jaring tipu daya judul berita perlu kiranya mengetahui serta memahami ciri-ciri judul berita clickbait. Misalnya, kalau kita menjumpai judul-judul berita seperti di bawah ini, tidak usah dibaca apalagi disebarkan, cukup dikilas saja dan mencari judul berita dari sumber media lainnya.  

"Heboh pernyataan....dst...."

"Pernyataan XXX ini bikin gempar...."

"Mengejutkan! Ternyata XXX...."

"Merinding!....

"Ngeri...."

"Viral....."

Dan pola semacam kalimat di atas dengan sedikit variasi

Setelah dibaca, kehebohan, kegemparan, kemengejutan, kemerindingan, kengerian itu tidak ada, bahkan kebalikannya.

"Heboh! Kontrak Freeport baru berakhir 2041"

(judul ini hanya memperlihatkan ketidaktahuan si pembuat judul, karena UU Tambang menegaskan kontrak paling pendek 40 tahun bahkan bisa sampai 70 tahu).

Ada lagi pola judul akal-akalan yang dimulai dengan kalimat tanya, lalu diikuti dengan kalimat seperti ini: "ini beritanya......" atau "ini alasannya..."

"Mengapa raja salman berlibur ke Bali? Ini alasannya..."

(setelah dibaca beritanya, hanya Raja Salman berlibur ke Bali)

"Kenapa Jakarta Banjir? Ini jawabannya......."

(isi beritanya: hujan)

Memang, judul-judul seperti ini mengundang penasaran dan menggoda para pembaca untuk meng-klik atau membacanya. Pastikan kita tidak meng-klik apalagi membacanya, kecerdasan kita jangan mau dirusak oleh media sampah. Dijamin tidak akan kekurangan informasi serta tidak akan lebih update.

Telebih seperti musim pemilu saat sekarang ini, dimana banyak orang mendapatkan kiriman informasi melalui media online dan sosial dengan judul beraneka ragam. Judul berita yang bersifat sensasional sering kali digunakan untuk menarik perhatian tanpa mempertimbangkan akurasi atau konteks. Jika judulnya terdengar terlalu dramatis atau mencari perhatian berlebihan, dikilas saja dan tak perlu dibaca.

Berikutnya, sebelum terjebak dalam alur berita, pastikan kita meninjau sumbernya dengan cermat. Kenali reputasi situs atau platform berita tersebut. Situs berita terkemuka cenderung memiliki proses editorial yang ketat, sedangkan situs yang kurang dapat diandalkan mungkin memproduksi judul berita clickbaik (menipu) untuk mendapatkan perhatian.

Biasanya situs berita yang dominan memproduksi judul berita umpan balik adalah situs berita abal-abal yang bila ditelusuri alamat kantornya saja tidak kita jumpai. Nama situsnya juga aneh dan amburadul dengan nama domain macam-macam di belakangnya. Meski termasuk media abal-abal, tapi masih banyak juga yang menyebarluaskan, entah karena dibayar atau karena memang faktor ketidaktahuan.

Kita harus pandai-pandai memilah dan memilih situs berita yang menjungjung tinggi etika dan kerja jurnalisme. Memang benar semua media memerlukan uang untuk biaya operasional tapi tidak semua media atau pers menjual idealismenya dengan melakukan penipuan. Jangan mudah tergoda oleh judul berita yang seksi dan terpancing oleh judul berita yang menyulut emosi, sebab dari sinilah kecerdasan bermedia itu diketahui.

Intinya, harus tetap waspada dan kritis meskipun tidak keluar biaya, tapi kecerdasan kita jadi terjual atau tergadaikan karena suka membaca berita dari media sampah. Baiknya, kita jangan mau menjadi orang bodoh meskipun itu dibayar. Buat apa menyebarluaskan berita yang sudah jelas melakukan penipuan melalui sebuah judul berita.

Dengan mengamalkan tips ini, kita dapat menjadi konsumen informasi yang cerdas dan terhindar dari jeratan judul berita umpan balik atau clickbaik (menipu). Kesadaran kita terhadap strategi manipulatif pada judul-judul berita adalah kunci untuk mempertahankan integritas informasi di era digital ini. Sejalan dengan itu, marilah kita terus memperkuat keterampilan analisis kita dan membangun kekebalan terhadap penyebaran informasi palsu atau menyesatkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun