Berbeda dengan pemilih yang secara interaksi cenderung pasif. Pendukung memiliki tingkat keterlibatan yang bervariasi, mulai dari yang hanya menyatakan dukungan hingga yang benar-benar terlibat secara aktif dalam aktivitas kampanye. Bahasa lain dari pendukung adalah tim pemenangan atau sukses kandidat tertentu.
Dalam konteks pemilihan, pendukung dan pemilih saling terkait, karena pendukung memiliki peran dalam membujuk pemilih untuk mendukung kandidat atau isu tertentu. Pemilih, pada gilirannya, dapat menjadi pendukung setelah membuat keputusan untuk memberikan suara kepada kandidat atau partai tertentu.
Nah, masalahnya kemudian pemilih itu identik dengan konstituen yang sedang berada di area Tempat Pemungutan Suara (TPS), sementara pendukung itu belum tentu melakukan hal yang sama. Artinya, pendukung itu belum tentu memilih atau memberikan suaranya, tapi pemilih sudah tentu mendukung atau memberikan suaranya kepada kandidat tertentu.
Inilah yang dimaksud dengan "makna bahasa dan substansi" itu berbeda. Seolah-olah mereka memberikan pilihan padahal hanya dukungan, dan kasus seperti ini sangat banyak dijumpai, karena tidak semua pendukung murni "mendukung dan memilih," Sebagian ada yang hanya mencari keuntungan, baik finansial maupun sosial. Oleh karenanya, penting menentukan posisi kita sebagai pemilih atau pendukung.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H