Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Menikah Sekali, Saling Mengenal Selamanya

4 Januari 2024   13:56 Diperbarui: 4 Januari 2024   14:12 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan yang sudah saling mengenal | sumber: umroh.com/tommymualana

Inilah pentingnya saling mengenali pasangan kita, apa kekurangan yang ada pada dirinya dan apa saja kelebihan dan kebaikannya. Sebab, dengan mengenali pasangan, kita menjadi paham serta tahu cara menghadapinya. Bila itu kekurangan, maka kita hadir sebagai penyempurna bukan pencela. Kalau ada karakter buruk pada pasangan kita, upaya kita adalah membaguskan atau memperbaikinya, bukan menyalahkan apalagi mencampakkan.

Terus terang, sampai saat ini saya dan isteri belum sepakat terkait dengan definisi jalan-jalan. Menurut saya, jalan-jalan itu yang penting keluar rumah, mau itu jalan kaki, naik kendaraan, jauh dekat sama saja. Sehingga, berangkat kerja ke kantor pun, dari Depok-Jakarta saya anggap itu sudah jalan-jalan dan saya menikmati setiap momen perjalanan itu.

Beda dengan isteri saya, dalam kamus dia, jalan-jalan itu harus ke tempat wisata atau hiburan. Semisal pergi ke pantai, kebun binatang, setu atau danau, kemah dan tempat perbelanjaan. Selain itu, bukan jalan-jalan. Ke tempat kerja berarti kerja, ke pasar berarti belanja, ke sekolah berarti belajar, meskipun sama-sama jalan dan mengeluarkan uang, tapi itu bukan jalan-jalan.

Suatu waktu, isteri saya mengajak saya pergi jalan-jalan ke Jakarta. Lalu saya katakan, "Saya kan sudah setiap hari jalan-jalan ke Jakarta, ngapain lagi saya ke sana?" Dan respon isteri bisa anda tebak sendiri seperti apa modenya.

Kasus saya ini nampak sederhana dan sangat sepele, hanya soal beda persepsi mengenai tafsir kata jalan-jalan. Namun, bila kita tidak saling mengenal pasangan kita maka hal ini bisa fatal. Andaikan saya tidak mengenali bagaimana isteri saya menafsirkan kata jalan-jalan itu, atau isteri tidak mengenali bagaimana saya mempersepsikan makna jalan-jalan itu. Niscaya akan timbul kesalahpahaman, pertengkaran lalu ketidakharmonisan.

Untungnya, soal tafsir kata jalan-jalan ini, kami saling mengenali dan mengerti satu sama lain. Isteri saya lantas berkomentar seperti ini, "Iya, yah. Kita sudah beberapa tahun menikah serta hidup bersama, tapi soal arti kata jalan-jalan saja masih berbeda." Makanya, kalau ada orang bertanya tentang saya kepada isteri, "Ke mana bapak?" ia jawab, "Lagi jalan-jalan ke Jakarta."

Ini juga baru satu kata, dan belum menyentuh pada karakter atau kepribadian pasangan kita masing-masing sebagaimana dialog Aisyah di atas dengan seorang penanya.

Bagaimana kalau perbedaan dan kekurangan pasangan kita itu banyak? atau kelebihan serta kebaikan pasangan kita lebih banyak hanya belum mampu kita lihat seutuhnya? Maka, disini kita harus terus saling mengenali pasangan kita.

Kalau misalnya pasangan kita berpendapat sudah saatnya punya mobil agar tidak kepanasan dan kehujanan, sementara kita bilang belum waktunya dan lebih baik naik kendaraan umum. Bagaimana cara mengenali dan menyikapinya? Dan kasus seperti ini banyak bentuknya.

Sekali lagi, menikah sekali sementara saling mengenal itu selamanya. Bisa saja, pasangan kita tahun kemarin baik, tapi akhir-akhir ini ada perubahan. Maka, saling mengenali adalah sebuah keniscayaan agar hubungan rumah tangga semakin dipenuhi cinta dan kasih sayang.

Pepatah mengatakan, "Tak kenal maka tak sayang," katanya. Kenal bukan hanya tahu nama dan alamat tinggal, lebih dari itu mengenali pasangan secara keseluruhan, luar dan dalam sampai akhirnya mampu memberikan jawaban, "Pasanganku adalah surgaku."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun