Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Rindu di Tepi Perang

9 Desember 2023   09:54 Diperbarui: 12 Desember 2023   20:13 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: perang palestina | hosnysalah/pixabay.com

Di medan perang yang gersang dan menghancurkan, seorang tentara bernama Alex berusaha bertahan hidup dengan harapan untuk bisa kembali kepada istri tercintanya, Emily. Di tengah-tengah ketakutan dan penderitaan perang, dia mencari cara untuk tetap mengenang kenangan indah bersama Emily.

Setiap malam, saat gelap telah menyelimuti barak mereka, Alex duduk dengan cahaya pelita temaram dan mulai menulis surat-surat untuk Emily. Tulisan tangan yang indah dan hati yang tulus terukir dalam kata-kata yang dirangkai dengan penuh kasih. 

Dalam setiap suratnya, dia mencatat setiap kenangan yang indah bersama Emily, seperti saat mereka pertama kali bertemu di taman kota, perjalanan liburan bersama, dan momen-momen bahagia yang mereka bagikan.

Melalui surat-surat itu, Alex menyampaikan rindu yang tak terhingga dan cinta yang tulus kepada Emily. Dia mencurahkan perasaannya dalam setiap kalimat, berharap bahwa surat-surat itu akan memberikan kekuatan dan keberanian bagi Emily di tengah ketiadaannya.

Emily, di sisi lain, setiap pagi dengan hati yang berdebar membuka setiap surat yang datang darinya. Di sela-sela kegiatan sehari-harinya, dia membaca kata-kata yang penuh cinta dari suaminya yang jauh di medan perang. 

Meskipun dia merindukan kehadiran fisik Alex, surat-surat itu membawa kehangatan ke hatinya dan mengingatkannya tentang cinta sejati yang mereka miliki.

Dalam setiap surat, Alex juga menyertakan gambar-gambar yang dia gambar sendiri. Dia menggambar senyum Emily, wajah-wajah teman-teman sesama tentara, dan pemandangan indah yang ingin dia tunjukkan kepada Emily. Di balik medan perang yang keras, seni yang dituangkan dalam gambar-gambarnya membawa sedikit keindahan dan harapan.

Suatu hari, di tengah-tengah medan perang yang penuh dengan kekacauan, Alex menemukan sekeping bunga liar yang mekar di tanah yang gersang. 

Dia merasa terpikat dengan kecantikan alami bunga itu dan dengan hati-hati, dia memetiknya dan memasukkannya ke dalam salah satu suratnya untuk Emily.

"Bunga ini mungkin hanya bunga liar di tengah medan perang, tetapi keindahannya mengingatkanku padamu, Emily. Seperti bunga ini, cinta kita tetap hidup dan mekar meskipun di tengah tantangan dan penderitaan," tulis Alex dalam surat tersebut.

Bunga liar itu menjadi simbol cinta mereka yang tak tergoyahkan di tengah perang yang mengamuk. Emily dengan penuh haru menyimpan bunga itu sebagai kenang-kenangan dari suaminya yang berjuang di medan perang. Dia merasa tersentuh dengan dedikasi dan cinta yang tak henti-hentinya ditunjukkan oleh Alex melalui surat-suratnya.

Namun, perang menjadi semakin berbahaya dan ketidakpastian akan masa depan semakin menghantui hati Emily. Dia merasa cemas dan khawatir akan keselamatan Alex, tetapi dia terus memupuk harapan bahwa suaminya akan kembali dengan selamat.

Di satu surat, Alex menulis tentang harapannya untuk bisa kembali kepada Emily dan membangun masa depan bersama setelah perang usai. Dia bercita-cita untuk memiliki kehidupan yang bahagia bersama Emily dan mewujudkan impian-impian mereka.

"Sayang, setiap hari di medan perang ini mengajarkan padaku betapa berharganya setiap momen denganmu. Aku tidak sabar untuk bisa kembali dan merangkulmu dalam pelukan yang hangat. Aku akan menghitung hari-hari ini sampai saat aku bisa kembali dan bersama denganmu lagi," tulis Alex dengan penuh harapan.

Emily membaca surat itu dengan air mata berlinang di pipinya. Dia merasa terhibur dengan harapan dan cinta yang terpancar dari surat itu. Meskipun situasinya mencekam, surat-surat dari Alex menjadi cahaya dalam kegelapan dan kekuatan dalam kesendirian.

Namun, perang terus berlangsung dan harapan untuk bertemu kembali semakin tak pasti. Setiap surat yang datang membawa campuran perasaan harapan dan kekhawatiran. Emily berusaha tetap kuat dan setia menanti pulangnya Alex.

Di suatu hari yang gelap, saat medan perang kembali menghadirkan kekacauan dan ketakutan, surat-surat dari Alex tiba-tiba tidak lagi datang. Emily merasa cemas dan gelisah, mencari tahu tentang kabar suaminya. Keputusasaan merasuki hatinya, dan dia menghadapi kenyataan yang tak ingin dia terima.

Setelah berhari-hari menunggu dengan cemas, berita akhirnya datang. Alex gugur dalam medan perang, berjuang dengan gagah berani untuk negaranya. Kabar itu seperti belati yang menusuk hati Emily, meninggalkan kehampaan yang dalam dan rindu yang tak terbayangkan.

Di tengah kepedihan dan kehilangan, Emily menemukan kekuatan dalam kenangan-kenangan indah bersama Alex. Surat-suratnya menjadi harta yang tak ternilai bagi Emily, mengingatkan akan cinta sejati yang mereka bagikan, dan harapan untuk bertemu kembali di akhirat kelak.

Dalam pelukan rindu yang mendalam, Emily melanjutkan hidupnya dengan mengenang cinta dan pengorbanan Alex. Dia menyimpan surat-surat itu dengan hati-hati dan bunga liar yang pernah diberikan oleh Alex sebagai lambang cinta yang abadi.

Dan begitulah, cerita tentang "Rindu di Tepi Perang" berakhir dengan penuh haru dan penghormatan. Di medan perang yang kejam, cinta sejati Alex dan Emily tetap menggema dalam surat-surat yang menjadi jembatan antara dua jiwa yang saling merindukan. 

Meskipun perang merebut nyawa Alex, cintanya akan selalu menyala dalam hati Emily sebagai kenangan yang tak tergantikan dan harapan untuk bertemu kembali di masa depan.

Dalam kesedihan dan kesunyian setelah kepergian Alex, Emily merasa seperti hidupnya telah menjadi puing-puing. Dia meratapi kehilangan suaminya yang dicintainya dengan sepenuh hati. Namun, di tengah-tengah kepedihan, dia menemukan kekuatan dalam surat-surat dan kenangan indah yang pernah mereka bagikan.

Emily memutuskan untuk tetap menjaga hubungannya dengan Alex, meskipun hanya melalui surat-surat yang dia tinggalkan. Dia menulis balasan surat dengan tulus, mengungkapkan rindu, cinta, dan kerinduan yang dalam. Walaupun surat-suratnya tidak akan pernah sampai ke tangan Alex, menulis memberikan katharsis dan menghangatkan hatinya.

Selain menulis, Emily juga mencari cara untuk mengenang Alex melalui karya seni. Dia mulai melukis potret Alex dan momen-momen indah yang mereka bagikan. Seni menjadi terapi baginya, membantu mengatasi kesedihannya dan memberikan wadah untuk mengekspresikan perasaannya.

Seiring berjalannya waktu, surat-surat dan lukisan-lukisan Emily menjadi semacam jurnal cintanya dengan Alex. Mereka menjadi penghubung antara kisah cinta mereka yang terpisah oleh waktu dan ruang. Emily menemukan kenyamanan dan kebahagiaan dalam memandang kembali kenangan-kenangan indah itu.

Suatu hari, Emily memutuskan untuk menyatukan semua surat-surat dan lukisan-lukisan Alex dalam satu buku kenangan. Dia ingin menjaga cinta dan kenangan mereka tetap hidup, agar kelak keturunannya juga dapat mengenal dan menghargai cinta sejati yang pernah mereka miliki.

Buku kenangan itu menjadi warisan berharga bagi keluarga dan teman-teman Emily. Mereka mengenal sosok Alex melalui surat-suratnya, dan mereka dapat merasakan cinta dan pengorbanannya melalui lukisan-lukisan Emily. Buku itu menjadi saksi dari cinta yang abadi dan penuh penghargaan.

Selain itu, Emily juga membantu mengumpulkan dana bagi keluarga dan rekan-rekan tentara yang kehilangan anggota keluarga mereka dalam perang. Dia ingin mengenang Alex dengan cara membantu mereka yang membutuhkan, seperti apa yang selalu menjadi tekad Alex ketika dia berada di medan perang.

Dalam upaya untuk menyebarkan kebaikan dan cinta, Emily juga membuka organisasi amal untuk membantu para veteran perang dan keluarga mereka. Organisasi itu menjadi simbol kebaikan hati Alex yang selalu ingin membantu sesama.

Melalui organisasi amal tersebut, Emily menemukan banyak kisah heroik para veteran perang dan cinta yang tulus di antara mereka. Dia merasa terinspirasi oleh semangat mereka dan merasa bahwa cinta dan pengorbanan Alex terus hidup dalam perjuangan dan kemanusiaan mereka.

Satu tahun berlalu sejak kepergian Alex, dan Emily merayakan ulang tahun perkawinannya yang pertama sendirian dengan perasaan haru dan rindu. Namun, keluarga dan teman-temannya hadir untuk memberinya dukungan dan cinta.

Di tengah acara perayaan itu, ada seorang tamu tak terduga yang muncul. Seorang pria yang membawa bunga mawar putih, seperti yang biasa dia tinggalkan dalam surat-suratnya untuk Emily.

"Pernahkah kau mendengar istilah 'cinta melintasi ruang dan waktu'?" ucap pria itu dengan suara hangat.

Emily tercengang melihat pria itu. Dia segera mengenali wajah itu dan merasakan getaran aneh dalam hatinya. Pria itu adalah Alex, suaminya yang telah pergi dalam medan perang setahun lalu.

Namun, bukan hanya Alex yang muncul di hadapannya, tetapi juga para teman-teman dan rekan tentaranya yang turut hadir dalam perayaan tersebut. Mereka berkumpul untuk memberikan kejutan untuk Emily dan merayakan cinta yang abadi antara Emily dan Alex.

"Alex?" gumam Emily dengan suara yang gemetar.

Pria itu tersenyum, dan Emily merasakan sentuhan tangan lembutnya pada pipinya. Semuanya terasa begitu nyata dan ajaib, seperti kenangan yang hidup kembali.

"Mungkin ini hanya mimpi, tetapi aku ingin kau tahu bahwa cintaku padamu tidak akan pernah pudar, Emily. Walaupun aku tak berada di sini dalam bentuk fisik, aku selalu ada di hatimu, dalam setiap kenangan indah yang pernah kita bagikan," ucap Alex dengan lembut.

Emily merasa hatinya penuh dengan campuran kebahagiaan dan kesedihan. Dia merasa dihargai atas cinta yang selalu ada, meskipun Alex telah pergi dari dunia ini. Dia tahu bahwa cinta mereka adalah pelukan rindu yang tak tergantikan, melewati ruang dan waktu, dan abadi hingga akhir hayat.

Dan begitulah, cerita tentang "Rindu di Tepi Perang" berakhir dengan penuh haru dan keajaiban. Dalam medan perang yang kejam, cinta sejati Alex dan Emily mengalahkan segala rintangan, menghubungkan mereka melalui surat-surat yang tulus dan harapan yang tak tergoyahkan. 

Meskipun fisik Alex telah pergi, cintanya tetap hadir dalam setiap kenangan dan tindakan baik yang dilakukan oleh Emily. Cinta sejati mereka adalah bukti bahwa cinta adalah kekuatan yang mampu melintasi ruang dan waktu, dan abadi dalam pelukan rindu yang terdalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun