Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menghadirkan Politik Silaturrahim

4 Desember 2023   07:49 Diperbarui: 7 Desember 2023   07:15 662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saling serang antar kubu dengan cacian, fitnah dan juga provokasi penuh kebencian menenuhi hingar-bingar dunia maya. 

Tentu saja, kondisi seperti ini tidak ingin terus berlarut dan harus segera diselesaikan. Salah satunya dengan cara menyambung silaturahmi kembali dengan seluruh elemen bangsa, baik elit maupun alit.

Rasanya tepat memilih istilah "Politik Silaturrahim" sebagai diksi menjaga persatuan sekaligus merawat keberagaman. 

Dari kata silaturahmi ini dapat berkembang narasi dan aksi, misalnya silaturahmi anak bangsa, silaturahmi gagasan dan banyak lagi tali-tali kebaikan yang mampu kita sambung dan dapat kita jadikan kekuatan untuk memajukan Indonesia. 

Politik Indonesia harusnya lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, bukan lagi golongan, partai apalagi perseorangan sehingga muncul nasionalisme dalam diri kita.

Pada akhirnya, kita sebagai calon pemilih atau terpilih perlu menjaga kondusifitas pemilu agar berjalan dengan jujur, adil, damai, aman dan menggemerikan. 

Jali silaturahmi, perkuat ikatan persahabatan dan persaudaraan kita tanpa harus memandang suku, agama, ras, partai, calon dan status sosial. 

Kepada para elit, sampaikan pesan persatuan dan persaudaraan kepada kita semua, dan juga kepada seluruh rakyat Indonesia jangan sampai putus silaturahmi kita hanya karena berbeda pilihan politik. Mari kita bangun politik silaturrahim!     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun