Mohon tunggu...
bustanol arifin
bustanol arifin Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Happy Reader | Happy Writer

Tertarik Bahas Media dan Politik | Sore Hari Bahas Cinta | Sesekali Bahas Entrepreneurship

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dalam Pelukan Rindu

30 Oktober 2023   15:27 Diperbarui: 30 Oktober 2023   15:32 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pria itu tersenyum. "Nama saya Adi. Ayahmu dan aku adalah teman sejak kami masih muda. Aku tahu betapa besar rindumu pada ayahmu. Aku ingin mengenalmu, Rania."

Rania merasa hatinya berdebar kencang. Meski ragu, ia merasa ada hubungan yang kuat dengan pria ini. Dia memberanikan diri untuk mengajaknya duduk di sampingnya di bawah pohon.

"Rania, bagaimana perasaanmu hari ini? Apa yang ada di pikiranmu?" tanya Adi

Rania menghela nafas dalam-dalam lalu menjawab sambil mengawang ke angkasa "Hari ini aku merasa campur aduk. Ada banyak hal yang berputar di pikiranku. Terkadang aku merasa kuat dan siap menghadapi segala sesuatu, tapi ada juga saat-saat di mana rasa rinduku begitu mendalam."

Adi menghibur Rania dengan senyuman. "Saya mengerti, Rania. Rindu adalah perasaan yang alami ketika kita kehilangan seseorang yang kita cintai. Ingatlah bahwa meskipun ayahmu tidak lagi bersama kita secara fisik, cintanya dan kenangannya akan selalu ada di dalam hatimu. Bagaimana jika kita mencoba berbicara tentang kenangan indah bersama ayahmu? Itu mungkin bisa membantu meredakan sedikit rasa rindumu."

Gadis cantik pemilik dua lesung pipi itu mengangguk, tanda setuju. "Ya, itu terdengar seperti ide yang baik. Ayahku selalu memberi aku pelukan yang hangat dan senyumannya yang menghibur. Aku juga selalu ingat bagaimana ia selalu mendukungku dalam apa pun yang aku lakukan. Seperti saat pertama kali aku belajar bersepeda, ia tak pernah berhenti memberiku semangat dan akhirnya aku bisa melakukannya sendiri."

Adi mulai berbicara tentang ayahnya, tentang persahabatan mereka yang kuat dan ceria. Dia menceritakan tentang petualangan yang mereka alami bersama dan tentang betapa ayahnya sangat mencintai Rania.

"Ayahmu adalah sosok yang hebat dan dia akan selalu menjadi bagian dari hidupmu. Jangan pernah ragu untuk berbagi cerita tentangnya dan memperkuat ikatanmu dengannya melalui kenangan-kenangan itu. Dia pasti sangat bangga padamu."

Rania mendengarkan dengan hati yang hangat. Dia merasa semakin dekat dengan ayahnya melalui cerita Adi. Ada kehangatan dan kehadiran yang ia rindukan begitu lama.

Saat Adi berbicara, Rania menyadari bahwa meskipun ayahnya tidak lagi hadir secara fisik, cinta dan kenangan mereka tetap hidup dalam hatinya. Dia menyadari bahwa dia bisa terhubung dengan ayahnya melalui orang-orang yang pernah ada dalam hidupnya.

Dalam beberapa minggu berikutnya, Rania dan Adi menjalin hubungan yang kuat. Mereka berbagi cerita, membangun ikatan yang kuat berdasarkan cinta dan rindu mereka pada sosok ayah yang mereka cintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun