Sinkretisme Jalan Ketiga Gerakan Intelektual
Keadaban yang panjang, kita seharunya mengabil jalan ketiga dalam menata dan mengkonsepkan gerakan intelektual di Papua. Begitu beragam dunia pergerakan yang dipandung dengan pengetahuan dan pemikiran dari luar, semuanya menjadi menjadi baik mengikuti kadar dan konteks masing-masing. Kadang-kadang kita mengadopsi pikiran intelktual Italiana, Jerman, Prancis, Amerika Laitin dan begitu bersemangat nampun tatanan kita berbeda.
Gelora dan gerakan intelektual kita bernalar globa tapi beradab lokalitas, saya memberikan perumpamaan gerakan intelektual; "jika di barat orasi dan penyampaian aspirasi melalui corong megafon/toa, maka disini adalah gelaran tikar dalam adab orang-orang Papua, karena dari situlah penyampaian aspirasi yang beradab dan juga sakral yang dilalui ritus-ritus" tanpa syarat dan tidak mengkerdilkan idiologi gerakan.
Sinkritisme gerakan intelektual dari jalan adat dan ajaran, itu semua semata-mata adalah mencari jalan keadilan dan beradab. Ini yang dimaknai dan dimaksudkan oleh penulis tentang jalan ketiga literasi intelektual di tanah Papua.
Negeri ini punya adab yang dipahami oleh kita semua dan terutama genesai Papua. Ulasan dari studi dan literasi intelektual di atas hanyalah bagian terkecil dari sekian banyak yang belum diteliti dan tuliskan.
Tulisan ini menjadi pemicu awal untuk mendorong kesadara dan tulisan-tulisan berikutnya. Tak ada gunya sejarah lampua hanya dijadikan kebangggan dan kesombongan kita, sebab itu akan menjadi penjara kesejarahan kita sendiri. Mari memulai dan berhati besar bahwa kita adalah pewaris ruh sejarah kenabian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H