Cucu : “ Nek, kita harus dukung orang yang jujur, tidak korupsi, yang bisa
bikin maju Jakarta. aHok dan Jokowi akan membawa kebaikan dan
kemajuan bagi bangsa kita Indonesia “
Nenek : (mulai kesal) “ Ah sok tahu kamu, orang Cina itu tidak boleh menjadi
pejabat, sudah disumpah dari zaman dahulu, pokoknya gak boleh “
Cucu : “ hahahahaha nenek ini aneh dech, mana ada yang begitu sich “
Nenek : “ Kamu kecil-kecil sok ngerti politik, pokoknya tak boleh pilih dia !”
Cucu : “ Terserah nenek dech .. saya khan belum bisa milih “
Anak Cina dulu dan sekarang
Banyak orang tua di kampungku yang tidak senang kalau cucu mereka, ketika diajak berbicara salah satu dialek bahasa Cina, menjawab dengan bahasa Indonesia. Mereka kadang berucap kesal, “dasar pribumi !” . Rata-rata cucu-cucu mereka yang lahir di luar kampungku, sudah tidak bisa berbahasa ibu, walaupun orang tua mereka dua-duanya berasal dari kampung yang sama dan sehari-hari masih menggunakan bahasa ibu-nya.
Saya ingat waktu masih di sekolah menengah, guru bahasa mengeluarkan peraturan, tidak boleh berbicara dalam bahasa ibu, yang ketahuan didenda. Namun sulit berjalan, seperti menyuruh orang yang biasa makan nasi, ganti ke roti . Bahkan anak-anak pribumi banyak yang bisa berbahasa dialek Cina karena lingkungan pergaulan.