Sehingga tidak mengherankan diambang batas milineal para intelektual (termasuk guru) mudah dibohongi berita hoax ataupun digiring ke satu opini yang kebenarannya masih diragukan. Alhamdulillah Indonesia masih dilindungi Tuhan, meskipun terpaan badai dan ujian sangat keras, namun masih tetap bersatu dan selalu dilimpahkan para pimpinan yang baik.Â
Padahal dengan kondisi pendidikan seperti diatas, tentu sangat sulit bagi bangsa dan negara Indonesia untuk tetap bisa bertahan sebagai satu negara kepulauan besar dengan jumlah penduduk terbanyak nomor keempat di dunia, yaitu 255.461.700. Â
Tulisan saya yang ringkas ini akan saya tutup dengan berusaha mencoba menjawab pertanyaan awal, "Mengapa masalah pendidikan yang sama masih terus berulang dari tahun ke tahun ?" Yaitu tidak adanya kemauan para pemangku kebijakan pendidikan untuk keluar dari zona nyaman pendidikan, karena sangat beresiko. Yaitu bayangan resiko tercerai berainya semua ikatan pendidikan, mulai dari sekolah, guru, perguruan tinggi, dan instansi yang berkaitan dengan pendidikan, sehingga tidak ada lagi kesamaan program dan arahan pelaksanaan di lapangan.Â
Resiko yang bisa dimainkan para politisi. Oleh karena itu bisa dimengerti mengapa sulit sekali membenahi pendidikan. Dengan demikian hanya orang-orang yang bermental tangguh yang bisa mengubah nasib pendidikan di Indonesia. Sebagaimana halnya Stephen Hawking yang dengan Amyotrophic Lateral Sclerosis selama 55 tahun bisa mengubah drastis pandangan tentang masa depan, ruang angkasa, bumi, dan manusia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H