"Aku naik Kijang ini, sedan itu milik bapak yang tadi," perempuan itu menjawab sambil tesenyum geli.
"Ok, sudah dulu ya ?" kata perempuan itu lagi.
"Tunggu dulu, mbak siapa namanya dan dari jurusan apa ?" aku tidak mau kehilangan kesempatan.
"Ehm...., namaku Maya. Aku di jurusan Manajemen Bisnis," perempuan itu menjawab dengan ragu-ragu.
"Nama yang bagus sekali," aku memuji sambil tersenyum semanis mungkin.
"Ok, aku pergi dulu ya," perempuan itu kali ini tidak memberiku kesempatan yang kedua dan berikutnya.
Aku pun tidak lagi mengejarnya dengan pertanyaan konyol bualanku. Aku membiarkan Maya memasuki Kijangnya dan berlalu dari hadapanku. Tetapi aku masih tetap tidak dapat melupakan wajahnya yang bulat cantik, matanya yang berbinar indah, bibirnya yang tipis ranum dengan lipstik merah jambon, alisnya yang hitam bak bulan sabit, penampilannnya yang anggun dengan blazer dan celana panjang warna hijau pastel, ooooooohhhhhhhhh seakan bidadari turun dari pesawat ruang angkasa.
Hahhahaa, aku tiba-tiba saja berubah menjadi seorang penyair dadakan. Aku sendiri tidak mau kehilangan kesempatan entah ke beberapa kali. Aku cepat-cepat naik motor kembali dan terus saja menguntit kemana Kijang itu pergi. Ternyata benar, Kijang itu bergerak menuju kawasan Pleburan. Aku masih saja terus mengikuti hingga Kijang itu berhenti di tempat parkir Fakultas Ekonomi.
Aku masih tetap pe-de ketika Kijang itu diparkir di tempat khusus para dosen. Tempat parkir di pagi itu memang telah penuh dengan mobil aneka merk. Aku berfikir memang hak setiap civitas academica untuk mengambil tempat parkir dimana saja. Tanpa terkecuali di tempat khusus untuk para dosen. Masa hak eksklusif juga berlaku sampai ke tempat parkir sih ? Lagi pula, mana mungkin dosen punya mobil Kijang jadul seperti yang Maya punya ? Berarti, dia mahasiswa juga kan, seperti aku ?
Masalahnya, aku tidak tahu harus taruh dimana motorku ini ? Padahal aku ingin sekali mendampingi "Dewi Nawangwulan" ku ini ? Hiiiiii, aku malah mengibaratkan menjadi Joko Tarub. Dengan penuh percaya diri, aku nekat saja memarkirkan motorku di sisi Kijangnya Maya. Masalah nanti aku harus jalan kaki jauh ke kampusku sendiri, urusan belakang. Belum sempat aku mendirikan standar motor, tiba-tiba saja sudah ada petugas Satpam menghampiriku. Sementara itu Maya sudah membuka pintu mobilnya pula.
"Selamat pagi, bu Maya ?" sapa Satpam itu.