Tetapi memang salahku sendiri, mengapa ketika Ray masih ada bersamaku, tidak menyempatkan untuk menanyakan alamatnya. Mungkin karena melihat penampilan Ray, aku terlampau naïf menafsirkan kondisi rumah Ray. Setelah keesokkan harinya lagi, aku menanyakan alamat Ray kepada Ical, ternyata…….Ray bertempat tinggal di perkampungan di Kresek tidak jauh dari rumahku !
Sejak kepergian Ray, aku berubah jadi senewen. Aku mengalami stress berkepanjangan hanya untuk menunggu kabar dari Ray. Selama masa penungguan itu aku teringat akan kata-katanya bahwa perbedaan mengandung hikmah. Lagi-lagi aku mendengar suara orang Tadarusan di masjid. Kali ini yang terdengar adalah surah Al Hujurat ayat 12. Aku pun berusaha mencari artinya.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati ? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”
Apakah kita telah banyak melakukan prasangka sekarang ini ? Jangan, jangan karena merasa paling benar, jadi merasa lebih baik dari yang lain. Berat, berat, itu masalah berat. Padahal Allah tidak menjadikan Islam sebagai agama yang sarat beban. Justru Islam penuh dengan kasih sayang kepada sesama. Kenapa kita harus menjadi “Tuhan” terhadap sesama hamba-Nya ?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI