Mohon tunggu...
Rofatul Atfah
Rofatul Atfah Mohon Tunggu... Guru - Guru Tidak Tetap

Seorang guru biasa dan Ibu dari anak-anaknya yang istimewa.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bila Anggi Punya Pacar (II)

15 November 2012   11:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:18 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Semenjak kejadian di sore hari itu, kami jadi sering rajin bertemu. Sudah seminggu ini kami selalu ngabuburit bersama. Tentu saja aku tidak lagi memakai motor pinjaman dari teman. Sebab aku sudah dijemput langsung oleh Ray untuk ngabuburit ke berbagai tempat.

Sabtu sore ini kami ngabuburit ke Mall Daan Mogot di Kalideres. Sekalian mau ada yang dibeli untuk lebaran nanti. Tidak banyak, hanya kacamata gaya. Rencananya sih mau ke Mall Taman Anggrek. Tapi gak tega melihat penampilan Ray. Terlampau sederhana banget. Setelah berbuka puasa di sebuah kedai bakso, kami pun berbagi cerita.

Mulanya kami bercerita yang ringan-ringan. Tetapi aku jadi teringat penyebab putusku dengan Dodi. Yaitu karena masalah perbedaan pandangan dalam beribadah. Maka kali ini aku juga ingin mengetahui pandangan Ray seperti apa. Apakah sama seperti aku, ataukah seperti Dodi ? Atau mungkin punya pandangan sendiri ?

“Kamu kalau sholat Tarawih dimana ?” tanyaku ingin tahu.

“Yah, di masjid dekat rumah,” jawab Ray ringan.

“Kalau aku di masjid yang Tarawihnya sebelas raka’at,” aku memancing komentarnya.

“Mengapa harus begitu ?” tanya Ray heran.

“Biar gak kelamaan, lagi kan sunnah Nabi demikian ? Sholat Tarawih hanya sebelas raka’at ?” aku mencoba melempar tema diskusi.

“Yah, masing-masing orang kan punya imamnya masing-masing ?” Ray tampak tak berminat.

“Jadi kalau sholat Tarawihnya duapuluh tiga rakaat, tidak masalah begitu ?” aku mempertajam masalah.

“Buat apa dipermasalahkan ? Tokh masing-masing orang punya amalannya sendiri-sendiri ?” Ray mulai terpancing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun