Mohon tunggu...
Rofatul Atfah
Rofatul Atfah Mohon Tunggu... Guru - Guru Tidak Tetap

Seorang guru biasa dan Ibu dari anak-anaknya yang istimewa.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UN, Angka, dan Siaga Perang

17 April 2014   07:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:34 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencari guru berkarakter sebenarnya tidak sulit.  Namun birokrasi seringkali malah menjadi penghambat tumbuhnya seorang guru yang berkarakter. Perangkat administrasi harus terlebih dahulu dipenuhi, baru bisa dapat penilaian bagus dari kepala sekolah. Perlu bertahun-tahun menjadi guru yunior sebelum dapat dianggap sejajar dengan guru senior. Berikutnya, status sekolah turut mempengaruhi ketimpangan guru yang berkualitas di setiap sekolah. Sehingga kalau tidak ada inovasi dan gebrakan positif dari kepala sekolah, sekolah yang jauh dari kantor dinas, akan sulit mendapat peringkat yang baik.

Siswa, guru, dan juga karyawan sekolah adalah manusia. Bagaimana menjadikan semuanya dalam satu sinergi yang baik, dan tidak mudah rapuh hanya karena adanya UN, adalah dengan mengembalikan hakikat sekolah sebagai tempat mendidik manusia masa depan. Manusia yang mampu bertanggungjawab dan perduli dengan kehidupan. Dan tidak sepenuhnya menghamba pada nilai.

Menjelang Pemilu Presiden, diharapkan semoga Presiden terpilih mampu mengangkat Menteri Pendidikan yang mau melanjutkan hal-hal yang baik dari Menteri yang sekarang, juga berani mereformasi hal-hal yang masih menjadi masalah di bidang pendidikan di Indonesia. Dan salah-satu yang perlu direformasi adalah tata nilai pendidikan yang tidak sekedar mengejar angka, namun mengukuhkan kembali harkat dan martabat siswa, guru, dan juga karyawan sekolah. Sehingga nantinya tidak perlu lagi pelaksanaan UN ditampilkan seperti negara dalam keadaan Siaga Perang. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun