Mohon tunggu...
Burhandi,
Burhandi, Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memilih Pemimpin

6 Oktober 2016   10:52 Diperbarui: 6 Oktober 2016   11:12 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Hindu berjumlah 18.973 jiwa atau 0,19%

5. Budha berjumlah 383.598 jiwa atau 3,84%

6. Konghucu berjumlah 761 jiwa atau 0,01%

7. Kepercayaan Lainnya berjumlah 188 jiwa atau 0,00%

Dari komposisi di atas, sangat jelas bahwa apabila kelompok mayoritas Islam bersatu untuk memilih pemimpin, kemungkinan Pasangan BTP - JS "kalah telak" kalau pun seakarang dilihat dari hasil survei, maka "hanya akan menang" pada putaran pertama dan akan "kalah telak" pada putaran kedua.

Pernyataan Ketua KPU DKI Jakarta terkait bahwa ajakan Ulama Islam untuk tidak memilih pemimpin Non Muslim bukan merupakan kampanye SARA, selama tidak menghasut dan saling serang serta black campaign, sehingga hal ini jelas sangat menguntungkan 2 pasangan yang berlatar belakang Agama Islam.

Dalam Al Quran dan Hadits, sangat jelas terkait larangan memilih pemimpi Non Muslim, hal ini dapat kita lihat pada : 

QS. Ali 'Imraan Ayat  28.

"Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara  diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu)."

QS. An-Nisaa' Ayat 144.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang kafir menjadi WALI (PEMIMPIN / PELINDUNG) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Inginkah kamu mengadakan alasan yang nyata bagi Allah (untuk menyiksamu) ?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun