Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

TURP, Gangguan Prostat Tak Menakutkan Lagi

16 Maret 2019   11:17 Diperbarui: 21 November 2019   05:32 7654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasien tetap bisa berinteraksi sambil melihat proses operasinya lewat layar tv

Pembesaran prostat jinak adalah kondisi ketika kelenjar prostat mengalami pembengkakan, namun tidak bersifat keganasan. Pada kondisi normal kelenjar prostat merupakan sebuah kelenjar berukuran kecil yang terletak pada rongga pinggul antara kandung kemih dan penis.

Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang berfungsi untuk menyuburkan dan melindungi sel-sel sperma. Pada saat terjadi ejakulasi, prostat akan berkontraksi sehingga cairan tersebut akan dikeluarkan bersamaan dengan sperma, hingga menghasilkan cairan semen.

Kondisi setelah TURP
Kondisi setelah TURP
Kelenjar prostat hanya dimiliki kaum pria, sehingga gak bakalan ada penderita prostat pada wanita.

Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) ditandai dengan gejala selalu ingin kencing, terutama pada malam hari. Sering disertai nyeri saat kencing. Tak jarang malah ditandai dengan beser, tidak bisa menahan kencing. Sulit mengeluarkan air kencing meski sudah mengejan, air kencing tersendat-sendat sampai malah tidak bisa kencing sama sekali.

Menurut dokter Riza secara spesifik penyebab pembesaran prostat jinak masih belum diketahui, karena secara umum prostat terus tumbuh selama hidup. Perubahan pada kadar hormon seksual akibat proses penuaan.

Seperti guyonan teman saya, Azis, "Dipakai kena prostat, gak dipakai juga kena prostat. Mendingan dipakai saja"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun