Romantis, Nahes membawa kekasihnya, anjingnya serta temannya
“Satu jalan satu tujuan satu kata bersatu tanpa ada perbedaan”. Kata Nahes. Dia datang dengan membawa kekasihnya, satu temannya dan seekor anjingnya. Romantis sekali. Seromantis orang Fiksiana atau Rumpies di Kompasiana.
Menurut Nahes lelaki bertato tersebut, semua pengguna vespa diperlakukan sama. Mereka yang bervespa klasik, modern, bahkan yang beraliran gembel sekalipun. Mereka semua mendapat undangan sama dan hak sama untuk menhadiri kopdar komunitas vespa yang diadakan di Wonogiri tersebut. Tak ada diskriminasi imbuh Nahes. Dalam perjalanan, mereka tidak segan untuk berbagi makanan, minuman, oli, dan keperluan lain yang bisa digunakan bersama. Saat mereka melakukan perjalanan (touring), mereka memiliki satu jalan, satu tujuan, satu kata, dan mereka pun bersatu tanpa ada perbedaan dan diskriminasi di dalamnya. Seperti yang dilakukan Nahes, langsung membantu ketika salah satu dari rombongan lain vespanya mogok. Nahes tanpa di minta segera engeluarkan peralatanya dan membongkar blok mesin yang sedang kepanasan.
di hari yang sama Kompasiana dan Komunitas vespa mengadakan kopdar, hanya beda kota
penampilan Bolang, award pun digondol oleh Bolang
Di Kompasianapun sama, ada bermacam-macam komunitas dari yang romantis seperti Fiksiana, Rumpies. Dari yang Koplak sampai yang
Kenthir. Dari yang tukang Mbolang, tukan nekat seperti Konek bahkan yang suka Ngampret. Dari yang imut-imut seperti KJogja sampai tukang madyang KPK. Dari tukang rabuk Komposono sampai tukang dolan seperti
Koteka. Semua diundang tanpa diskriminasi, tanpa terkecuali, dan tanpa pandang bulu. Semua berkesempatan sama, dan mendapat perlakuan sama dari pengelola Kompasiana.
botol-botol bekas milik komunitas vespa yang sedang keletihan tidur di gubuk daerah Tembayat
botol botol bekas yang ditata jadi indah di acara ICDJogja kemarin
Ada hal menarik ketika perjalan saya sampai daerah Tembayat, bertemu dengan vespa unik mirip kandang ayam yang ditempeli dengan botol-botol aqua. Mereka sedang kecapaian dan tidur sekenanya di gubuk pinggir jalan. Ketika salah satunya bangun. Dia menjelaskan maksud dari botol-botol yang dia gantung di vespanya itu mengandung maksud agar orang tidak membuang sampah sembarangan. Dia selalu membawa sampahnya pulang, ini cara mereka menjaga lingkungan hidup dari sampah plastik. Botol-botol tersebut juga menandakan seberapa jauh mereka sudah pergi, setiap botol menjadi kenagan tersendiri dari setiap kota yang dilewati.
Bagaimana di ICDJogja kemarin? Hampir sama di ICDJogja kemarin ada komunitas anak muda yang menjaga lingkungan dengan mengumpulkan botol-botol bekas minuman dan menempelkannya pada papan sehingga mempunya nilai seni. Paling tidak mereka mengisnpirasi jangan buang sampah sembarangan mirip para komunitas vespa yang saya temuai di daerah Tembayat.
Satu hal yang menjadi alasan mengapa para fans vespa menyukai dandanan gembel. Andik dari Banyuwangi mengatakan jika gembel adalah lambang kebebasan, lambang kesederhanaan. Tiada kamus pamer kekayaan atau glamor di antara komuntas Vespa katanya.
“Semakin gembel, semakain keren….”Kata Andik, yang vespanya mirip closet.
seneng foto dan seneg selfie
Kompasianer dan Komunitas juga sama-sama seneng selfie
terima kasih KJogjawan dan KJogjawati atas keratamahan dan keakrabanya, jangan kapok jadi tuan rumah lagi
Kompasianer dan komunitas Vespa banyak kemiripan, mereka sangat loyal pada komunitasnya. Mereka rela meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dana untuk selalu bisa bersama dalam komunitasnya. Mereka selain loyal juga patuh pada aturan yang sudah disepakati dalam komunitasnya.
Ini bukan sekedar kebetulan, mereka bangga dengan vespanya dan kami bangga dengan Kompasiana kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Humaniora Selengkapnya