“Tap wis jamanane mas… arep piye maneh.” Tuturnya.
“Siji maneh mas wong dodolan iku ojo sombong, ojo rumongso wis paling enak lan apik dewe… kudu terus sinau…” pesannya. Satu hal orang jualan itu tidak boleh sombong dan berpuas diri merasa paling baik dan enak, harus terus belajar.
“Masio mlakuku petetoran ngeneiki aku jik kuat ngepit tekan Njanti…” katanya. Meski jalanya sudah sempoyongan dia masih kuat dan sering sepedahan pancal sampat daerah Njanti.
“Njanti mbah?” tanya saya. Saya heran sesepuh itu dia masih kuat mengendarai sepeda pancal sampai lebih 5 km.
“Ojo cupet nalarmu, Njanti iku warung kopine dudu warung ayune…” kata mbah Dul sedikit protes. Dia mengatakan jangan terburu menilai jelek, dia datang ke Njanti ke warung kopinya bukan warung ayunya. Maaf di pasar Njanti lebih dikenal perempuan nakal.
“Tujuanku belajar enek perkembangan opo babagan kopi, aku belajar opo sing marakne kopi nek warung liayane rame lan dadi jujugane uwong… dadi ora rumangso paling apik dewe… ben gak ketinggalan jaman.” Jelasnya. Tujuannya belajar kalau ada perkembangan terutama tentang per-kopian, mengapa ada warung yang rame apa sebabnya, apa yang membuanya jadi tujuan oaring, jadi tidak merasa puas diri dengan apa yang sudah dicapai.
Warungnya juga menjadi saksi bisu tentang perkembangan remaja dari masa ke masa. Banyak anak SMA yang dulu nongkrong di warungnya menadi pejabat atau orang sukses.
“Yen riyoyo aku sering dikirimi sarung, jajan soko bocah-bocah sing biyen gawene menyang warungku..” ceritanya. Ketika lebaran sering mendapat kiiman sarung, atau hadiah dari anak-anak yang dulu sering ke warungnya.
Paling nakal adalah masa sekitar tahun 90-an, jaman segitu anak-anak sering kebut-kebutan. Sering di razia polisi sampai di warungnya karena motor diprotoli. Anak yang sering ngopi di warungnya dijamin tak kenal narkoba atai minman keras, ceritanya. Yang suka minum-minuman mereka yang mangkalnya di sekitar terminal katanya.
“Awakmu SMA tahun piro?” tanyanya. Saya jadi tertawa karena saya SMA tahun 90-an. Menurutnya tahun segitu cari banyak anak yang makan jajan 6 bilangnya 2, habis 10 bila 4, kenangnya sambil tersenyum. Dia juga menceritakan anak-anak tahun 90-an tersebut banyak yang mengunjunginya dan meminta maaf kalau dulu pernah menyusahkan dengan ketidak jujurannya. Setiap periode menurutnya pasti diwarnai dengan hal-hal nyleneh.