Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Euforia Masyarakat Mendak Menyambut Wisatawan Tubing dan Arung Jeram

26 Maret 2017   10:25 Diperbarui: 26 Maret 2017   22:00 1352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
aman meski sungai berarus deras dan berbatu

 Wahana tubing Mendak ini belum genap berusia 4 bulan, namun animo masyarakat luar biasa. Lokasi wahana ini berada pada pada wilayah desa Wagir kidul Kecamatan Pulung, kurang lebih 30 km dari kota Ponorogo menuju arah timur. Yakin tempat ini kelak bisa menjadi pusat olah raga air yang extrim, seperti tubing bahkan arum jeram. Saya juga yakin investor bakalan berebut ke tempat ini untuk investasi. Tapi siapkah masyarakat sekitar menerima investor? Karena selama ini pemuda daerah sini getol mengelola dan sudah bisa diandalkan menjadi sumber mata pencaharian. Banyaknya spot sepanjang sungai dengan wahana yang sama mungkin kelak akan menjadi kendala tersendiri. Terutama bagi mereka yang sudah nyaman dengan keadaan sekarang, keadaan dimana dia bisa meraup keuntungan dan diandalkan sebagai sumber kehidupan.

 Perlu keberanian untuk keluar dari zona nyaman tentunya untuk memperoleh perubahan yang luar biasa ini. Perlu kesiapan mental, kalau wisata bisa berkembang.

Ada ketakutan dari beberapa pemuda yang saban hari mengelola tempat ini kalau ada investor masuk. Terus kita nantinya bagaimana? Mungkin itu yang terlintas dalam benaknya. Tentunya investor juga akan melibatkan mereka dalam mengelola, dan tentunya saling menguntungkan. Tugas pemerintah dan para pengambil keputusan untuk mediasi tentunya.

Sarana dan prasarana perlu dilengkapi, perlu adanya team pendamping sehingga setiap bangunan tertata. Karena warga sekita sudah mulai maraj mendirikan bangunan-bangunan di bibir sungai, yang sudah menggangu keindahan sungai. Perlu team yang bisa mendampingi untuk kemajuan tempat ini. Karena wisata daerah ini sungguh menjanjikan.

ada lokasi khusus anak dengan satu pemandu
ada lokasi khusus anak dengan satu pemandu
anak-anak daerah sekitar tak peduli dingin dan berbatu meraka berloncatan, tampak latar belakang bangunan warga yang sduah menjamur di sekitar bibir sungai
anak-anak daerah sekitar tak peduli dingin dan berbatu meraka berloncatan, tampak latar belakang bangunan warga yang sduah menjamur di sekitar bibir sungai
Ketekadan dan kesungguh luar biasa dari para pemuda, para karang taruna dalam mengelola tempat ini. Perangkat desa dan wakil rakyat (anggota dewan) yang kebetulan bertemu di lokasi memberi sport, sambil mencari solusi ke depannya. Pihaknya melakukan studi banding dan merangkul berbagai pihak namun hasilnya belum maksimal. Maklum pengelolaannya baru dimulai. Eforia masayarakat luar biasa, tugas mereka memfasilitasi sehingga keberadaan wahana ini bisa menambah penghasilan serta memberikan dampak positif di daerahnya. Desa yang selama ini dianggap terpencil, kini jadi tujuan wisata. Tak kurang 300 pengunjung setiap harinya, dan bila hari minggu atau libur biasa di atas 1000 pengunjung. sewa ban 20 ribu, dan ongkos 5 ribu bilaining dibawakan bannya.Puluhan warung berjajar di sepanjang jalan dan diinggir sungai yang siap meraup keuntungan, dan memanjakan perut setelah kelaaran dan kedinginan.

Ini langkah awal, semoga kemajuan dan tertatanya tempat ini membawa berkah khususnya warga masyarakat Mendak. Perlu pengorbanan untuk meraih sesuatu yang jauh lebih baik.

*) salam jalan-jalan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun