Jendela-jendela lama yang dihargai 30 ribu ini rencana akan dipasang lagi dengan diperbaiki yang lubang atau lepas, catnya dicuci dan warnanya dibikin warna serat kayu aslinya.
Menurut Mas Iwan, hanya orang-orang yang mampu bisa mempunyai rumah joglo, seperti pejabat, orang kaya, bangsawan, atau saudagar. Menurutnya rumah-rumah ini dijual karena pemiliknya sudah mati, dan pemilik sekarang atau keturunannya sudah ndak suka dengan model lama karena terkesan angker.
Saya sendiri 5 bulan yang lalu ditawarin rumah joglo komplit seharga 40 juta, tapi buat apa kala itu belum punya gambaran. Orang awam lebih mengatakan serem, karena rumah sudah berumur ratusan tahun berganti-ganti penghuni, pasti ada penunggunya. Ternyata kalau tahu begitu bisa dipasang kembali atau diambil kayunya. Bayangkan kalau sudah masuk ke tempat Pak Jemikun bisa menjadi 130-150 juta.
Menurut Mas Iwan, semua rumah kuno akan dibelinya tak peduli angker atau tidak. Kita permisi bila ada penunggunya, kita saling menghormati. Kepercayaan orang itu berbeda-beda. Hanya satu yang menjadi pantangan adalah rumah yang pernah digunakan gantung diri, menurutnya ini akan membawa sial. Meski murah harganya gak bakalan dibelinya. Dia selalu mencari tahu sejarah rumah yang akan dibelinya.
Ketika ditanya keuntungan dalam sebulan dia hanya tertawa, tapi tidak kurang dari seratus juta candanya. Dalam sekali pengiriman per rit (truk) terdiri dari 6-7 kubik kayu. Dalam seminggu bisa mengirim ke luar kota 8-10 rit. Tempatnya sekarang menjadi singgahan para juragan dan pejabat yang menginginkan kayu bagus dan antik.
*) Am_Pm
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H