Subuh baru saja usai, namun pasar Songgolangit sudah riuh oleh pedagang dan pembeli yang sibuk bertransaksi. Pasar yang nyaris buka 24 jam, pasar yang tidak pernah tidur meski hari raya sekalipun.
Di balik riuh pagi itu dua lelaki setengah baya sedang asyik dengan kameranya.
"Pak Fendi...." Sapa saya pada salah satu lelaki tersebut.
Lelaki berambut putih tersebut menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Sayapun segera mendekat menyalami beliau, kebetulan pagi tersebut saya sedang mengantar istri berbelanja.
Sehari sebelumnya saya sudah berkenakan dengan beliau di rumah Mbakyu Kantri, rumah tempat teman-teman Beku berkumpul.
"Kok hanya berdua pak?" Tanya saya. Karena sehari sebelumnya kami berjanji akan mengantarkan beliau blusukan, istilah beliau pada kami.
“Ndak mas.. pasar ini kan deket dengan hotel, Cuma jalan sebentar sudah jawabnya sambil makan yang dibungkus daun pisang.
“Kerso kopi pak?” Tawar saya, karena tak jauh ada kopi lesehan legendaris kopi Mbah Tekluk.
Rupanya beliau penasaran, segera saya berjalan duluan agar terlihat kemana arah melangkah. Maklum hari masih gelap dan pasar ramai.
[caption caption="akrab dengan sesama penikmat kopi"]
Pagi itu warung sedang ramai, para pembeli duduk sekenanya. Ada yang di bangku ada yang lesehan di bawah memakai dingklik.