Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Santriwati Gontor Belajar Membatik dengan Kuas

31 Mei 2016   11:17 Diperbarui: 1 Juni 2016   00:00 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bergantian para santriwati menorehkan kuas
Bergantian para santriwati menorehkan kuas
"Kemarin habis pameran di Surabaya ya Pak?" tanya santriwati. 

Guntur mengiyakan, hampir satu bulan dia berpameran di Surabaya di Graha Sampoerna bersama teman sesama penggiat batik lukis. Pameran tersebut tak hanya bentuk apresiasi diri namun berarti secara ekonomi merupakan daya tarik tersendiri. Banyak penghobi batik yang melelang karya seninya untuk dijadikan koleksi.

"Maaf untuk batik lukis seperti ini dihargai berapa?" tanya santriwati. Mendengar pertanyaan itu sosok pengajar di SMUN 1 Kauman Ponorogo itu menjawab sambil tersenyum, dia menuturkan batik lukis yang ditunjuk santriwati tersebut dihargai 15 juta dan sudah dipesan orang tingal diambil. Rata-rata karyanya dibeli kisaran 5-10 juta.

"Ini batik yang buat koleksi seni, sedang yang untuk fasion ya ndak sampai segitu paling 500-2 jutaan..." jawab Guntur yang membuat para santriwati terperangah.

Banyak batik lukis yang menurut Guntur gagal namun buat kolektor seni malah menjadi sesuatu yang lebih. Banyak batik lukis yang dianggap tidak jadi tersebut digudangkan namun malah menjadi pilihan pembeli.

"Seni itu lucu, terkadang menurut kita tak berarti tapi menurut orang lain bernilai tinggi, jadi intinya jangan berkecil hati... apapun yang terjadi teruslah ber-seni biar orang lain yang menilai......" kata Guntur mengapresiasi pertanyaan santriwati.

selfie sebelum pamitan
selfie sebelum pamitan
‪Para santriwati merasa lega bisa berkunjung ke Batik Sigun, begitu juga Guntur Sasono bangga masih ada generasi muda yang peduli akan seni, khususnya batik lukis seperti yang ada di gerainya. 

Guntur Sasono tidak mengira ada pondok pesantren  yang mengajarkan seni. Menurut Guntur Sasono baru kali ini dia melihat dan membuktikan sendiri pondok pesantren mengajarkan seni dikiranya hanya melulu mengajarkan pelajaran beragama. 

Guntur berharap semoga apa yang dilihat, dirasakan, dan didapat di gerainya bisa menjadi modal untuk kehidupan santriwati di masa mendatang. Guntur Sasono sangat terbuka kepada siapa saja, atau pihak mana saja yang sudi belajar di gerainya, terutama para pelajar atau mahasiswa seperti santriwati Pondok Pesantren Gontor Putri ini. 

Ponorogo, 28 Mei 2016

#‎90NTOR‬ ‪
#‎MiladGontor90‬ ‪
#‎Beku‬ ‪
#‎PonorogoAdalahRindu‬  ‪
#‎90TahunGontor‬ 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun