Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

FEFO, Latar, dan Geliat Sineas Ponorogo Menjemput Mimpi

3 Juni 2016   18:19 Diperbarui: 3 Juni 2016   20:55 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Nidhom Fauzi, tampil memukau "]

[/caption]

[caption caption="santai dan penuh keakraban "]

[/caption]

Pembacaan puisi oleh Nidhom Fauzi berkali-kali membuat penonton berdecak kagum. Bupati dibuatnya berkali-kali berdiri untuk memberi aplause. Puisi-puisinya berisi tentang kritik sosial situasi Ponorogo terkini. Tentang dampak maraknya TKI, dari segi untung dan rugi. Tentang jeritan penggiat seni, tentang hilangnya kepedulian terhadap seni, yang ujung-ujungnya Nidhom Fauzi minta dibikinin museum. Bupati tertawa terpingkal dan berjanji akan merealisasi museum seni di Ponorogo.

Terwujudnya harapan anak-anak seni Ponorogo adalah wujud pelestarian warisan budaya yang harus terus dijaga. Semoga menginspirasi.

#PonorogoAdalahRindu
#Fefo
#Beku

#Kampret

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun