Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ratusan Nelayan Garut Mencari Ikan Layur di Pantai Konang Trenggalek

10 Mei 2016   01:44 Diperbarui: 10 Mei 2016   18:42 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari 15-an oarang yang dikontrak menyediakan makanan, termasuk pemilik warung tempat saya makan. Hanya saja pembeli dan mereka di pisahkan, para nelayan makan di sisi belakang dan pembeli di sisi depan.

"Lumayan mas, ngopeni wong limolas kenek ge tambel butuh" cerita pemilik warung, lumayan menyediakan makan untuk 15 orang saban hari bisa untuk menambah kebutuhan sehari-hari.

Mereka saling membutuhkan dan saling menguntungkan. Tidak ada kata cemburu seperti pedagang makanan, cerita pemilik warung. Para pemuda di pantai ini juga ikut belajar dan termotivasi dengan kedatangan para nelayan dari Garut. Belajar cara menangkap ikan yang baik, belajar hidup bersama. Bahasa dan suku bukan menjadi kendala.

Selain melihat aktifitas nelayan kita bisa menyaksikan keindahan pantai
Selain melihat aktifitas nelayan kita bisa menyaksikan keindahan pantai
Selain menyaksikan aktifitas nalayan kita bisa berbelanja ikan di tempat ini. Ikan-ikan dijual dengan cara di asapi atai di bakar. Banyak pilihan selain ikan layur, ada ikan kembung, tuna, tongkol, cumi-cumi, bahkan ada lobster. Harganya lumayan bisa di tawar dan minta di masak apa. Kalau akan dibawa puang disediakan es bau biar tidak membusuk.

Keindahan pantai juga bisa kita saksikan, pantai Konang yang menghadap ke barat cocok untuk melihat matahari tenggelam. Puluhan mobil parkir, mereka para pengunjung yang akan menyaksikan matahari tengelam. Pantai ini masih gratis belum ada restribusi masuk, terbukti tidak ada pintu penjagaan. Tempat ini lebih terlihat sebagai kampung nelayan atau pasar ikan.

Posisi pantai ini kira-kira di tengah jaak antara Trenggalek dan Pacitan. Ke Pacitan jauh dan ke Trenggalekpun juga jauh. Kecamatan Panggul mirip kabupaten terpencil. Dari Ponorogo sebenarnya lebih dekat melewati pegunungan kecamatan Ngrayun. Karena kalau melewati Trenggalek atau Pacitan harus memutar jauhnya 3 kali lipat kalau lewat jalan pintas Ngrayun. Perlu kehati-hatian dan kondisi kendaraan prima kalau lewat Ngrayun. Kalau lewat Pacitan atau Trenggalek jalan mulus dengan terselesainya jalur selatan

Di Pantai ini bisa kita saksikan harmonisasi antara pendatang dan penduduk lokal, hidup berdampingan dan saling menguntungkan. Indahnya Indonesiaku.

*) selamat berlibur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun