Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ratusan Nelayan Garut Mencari Ikan Layur di Pantai Konang Trenggalek

10 Mei 2016   01:44 Diperbarui: 10 Mei 2016   18:42 850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mendorong perahu bersama-sama, dan setelah mencapai bibir pantai tingal 2 orang dalam perahu

Dengan tertawa pak Ilyas menjawab, "Kita sudah senasib dan sepenanggungan, bisa cilaka kalau berbuat begitu, toh para juragan langsung nyamprin ketika perahu kita tiba, mereka membantu berlabuh dan angkat-angkat."

Menurut pak Ilyas kan yang dicarinya adalah ikan layur, per kilo nya dihargai 42 ribu. Ikan-ikan layur ini disetorkannya pada pak Koiman. Pak Koiman ini yang memborong ikan-ikan layur, sedangkan ikan layur yang kecil di beli parapedagang lokal yang akan dijual di pasar kan atau menyuplai warung0warung sekitara Trenggalek.

Ketika ditanya tentang adanya ratusan nelayan dari Garut ini apakah tidak memancing kecemburuan bagi nelayan lokal Trenggalek.

"Ya endak mas... kita beda sama tukang bakso atau es berjualan beriringan berebut pelanggan, kalau nelayan tidak ada saingan meski jalan beriringan, harga ikan standar berdasar hasil perolehan...." jawabnya.

"Wilayah kita se-Indonesia mas, kita sering melaut sampai perairan Kalimantan, bahkan sering berpindah sampai perairan Sulawesi, tidak seperti lahan pertanian yang harus dipetak-petak, kecuali sudah masuk area negara lain mas..." jelasnya lagi.

nelayan lokal lebih memilih berlabuh di sisi utara, mereka saling bantu meski berasal dari beda daerah
nelayan lokal lebih memilih berlabuh di sisi utara, mereka saling bantu meski berasal dari beda daerah
penjual ikan gepit
penjual ikan gepit
Ada pengalaman lucu dan membuat saya malu. Saya masuk di warung yang tiada dinding, tampak 3-5 wanita yang melayani. Ada wakul besar berisi nasi putih, sayuran di taruh di panci besar, sementara ikan di taruh di piring-piring. Ada puluhan lelaki yang sekilas mirip pembeli. Saya mendekat dan ikut duduk bergabung bermaksud mau membeli makanan.

"Mase bade kerso nopo?" tanya salah satu perempuan yang melayani yang menanyakan keperluan saya.

"Bade tumbas maem bu..." jawab saya.

"Sepuntene mas, niki maem damel tiyang tiyang ingkang bidal mbaito...yen tumas maem mriko dateng warung ingkang celak wit klopo..." jelasnya, makanannya tidak dijual karena makanan ini untuk para nelayan Garut yang akan melaut.

Perasaan malu dan perlahan saya mundur, dan segera menuju ke warung yang ditunjukan ibu-ibu tadi.

Semenjak kedatangan nelayan dari Garut para ibu-ibu di pantai ini mempunyai kesibkan baru. Menyediakan makanan, serta bekal untuk para nelayan. Para nelayan dari garut ini sudah mengontraknya untuk menyediakan makanan serta tempat istirahat di siang hari. Di tempat yang mirip balai-balai tanpa dinding inilah para nelayan itu beristirahat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun