Guru adalah siapa saja yang mengajari kita untu bisa, entah guru di sekolah formal, sekolah agama, atau guru di luar sekolah. Baik yang langsung terus terang mengajar atau hanya mengajar tersirat saja. Guru bisa kita didapatkan di mana saja, di sekolah atau bisa juga di jalanan.
Guru bisu, begitu saya menyebutnya. Dia diam tidak banyak bicara, tak nampak kalau sedang mengajari. Dia sederhana, tidak serta merta langsung mengajari. Dia mengajar dengan caranya sendiri, murid dituntut peka untuk rekam segala gerak dan tingkahnya.
Guru silent, mereka diam namun penuh ajaran. Ajarannya diam, tak terlihat dan tidak diperlihatkan. Mereka guru bagi yang membutuhkan, guman saya.
Dalam pasafah Jawa "Timbo marani sumur, dudu sumur marani timbo"
Yang artinya, yang membutuhkan (timbo) mencari sumber (sumur), bukan sebaliknya sumber (sumur) mencari (timba).
Kedua orang di atas sangat berkesan buat saya, Yohanes Kurnia Irawan dia perpenampilan menarik  mirip Kaka vokalis Slank band kesukaan saya. Awal ketemu dia tidak banyak bicara, kalaupun bicara dia sangat pelit. Dalam perkenalan awal dia mengaku Yoyon, dan para risers seneng memanggil mas Yon. Dari cara bicaranya yang tenang saat mengemudi menjemput rombongan risers Jakarta menandakan dia selalu berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu. Saya terlalu lancang untuk meminta tolong untuk memotret saya dan risers-2, namun dia merendah katanya tidak bisa.
"Terserah jepret saja.... jelek urusan belakangan."Â jawab saya.
Lalu mas Yoyon menjepret, saya tidak pernah melihat hasilnya pada view kamera saya. Baru 2 hari di Kalimantan saya sempat melihat jepretan mas Yon tadi. Luar biasa dia yang merendah tersebut adalah jagon motret. Dari jepretan-jepretannya di kamera komposisi-komposisi yang luar biasa.
Hal tersebut saya ulangi lagi ketika para mengantar risers Jakarta dan Yogyakarta ke bandara.
"Mas Yon tolong jepret dong buat kenang-kenangan anakku, pertanda kalau bapaknya pernah naik pesawat..." pinta saya.