Cerita warga yang tinggal di tengah pulau ini seakan semakin terkurung oleh kotek-kotek dan dermaga yang seakan milik pribadi. Seperti halnya ketika saya berlarian mengejar tenggelamnya matahari untu saya poto, dan saya sengaja melewati dermaga yang berada agak jauh dari dermaga yang pertama kami lauli ketika bersandar.
"Mas mohon maaf... mas ndak nginap di kotek ini makan mas jangan melewati dermaga ini... mas sudah disediakan dermaga masing-masing...." kata petugas yang menjaga dermaga yang akan saya lewati.
Akhirnya saya kembali berputar arah menuju dermaga yang dimiliki oleh kotek tempat menginap.
Pembangunan kotek dan dermaga di Derawan ini terus berlangsung, saban hari para pekerja hilir mudik di tepian membuat tiang-tiang pancang dari kayu. Mereka diperkerjakan oleh investor yang akan membuat tempat penginapan baru.
Sedih rasanya, semakin hari semakin ramai namun keindahan dan keaslian pulau Derawan terus diusik. Sedih dan tak terasa peluh kami berceceran, sampai kapan pulau Derawan ini mampu bertahan.
Â
"Derawan, Sampai Kapan Kuat Bertahan"
Â
*) salam njepret
*) salam trutusan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H