Ratusan tempat makan yang menjajakan kuliner sepajang jalan mulai perbatasan Ponorogo-Wonogiri sampai perjalanan perbatasan Wonogiri-Sukoharjo. Masakanannya khas berbahan ayam atau kambing, kalau bukan nasi tiwul ya nasi beras. Ini yang menjadi ciri khas kuliner Wonogiri meski masih banyak lagi kuliner seperti ikan bakar di sekitaran waduk Gajah Mungkur.
Kali ini saya akan menceritakan ayam panggang yang berada di barat pasar Purwantoro, orang Ponorogo menyebutnya ayam panggang Miri Cinde. Saya mengenal rumah makan ini di awal tahun 2000-an, ketika itu masih berupa warung kecil  dan sederhana dari papan kayu dan masih berlantai tanah. Dari cerita dari orang Ponorogo yang berjualan (bakul)  di pasar Dangkrang (Purwantoro), katanya ada bothok dan ayam panggang murang di barat pasar Ndangkrang. Dari cerita itulah dulu saya mencari warung tersebut, penjualnya perempuan tua sekitar 65-an tahun, saya lebih akrab menyebut mbah Bothok, karena yang paling khas kala itu bothok jerohan ayam dan bothok terinya. Seringkali waktu itu saya dibonusi bothok-an tersebut ketika pulang. Bothok itu mirip pepes yang dibungkus daun pisang lalu dikukus.
Dulu jaman mbah Bothok dalam sehari menghabiskan 8-10 ekor ayam, kala itu setiap ayam panggang utuh dihargai 20-an ribu, saya dibonusi sayur urap, lalap petai, dan bothok jerohan ayam.
Sambil menekuni mebel mbak Parti meneruskan warung makan ayam panggang tersebut, waktu itu warung dimundurkan agar bisa untuk parkir kendaraan, dulu posisinya ditanjakan dan tikungan sehingga untuk belok ke tempat ini perlu ektra hati-hati karena jalanan ramai dijalur provinsi. Dan dibangunnya juga toilet di timur warung, dulu tahun 2000-an untuk mencari toilet di perjalanan di daerah Wonogiri sangatlah susah terutama sulitnya air bersih. Sambil makan numpang ke toilet lama-lama ketagihan.
Oleh mbak Parti selain bothok dan ayam panggang ditambahi menu sayur lodeh khas Purwantoro, dan minumannya ditambah teh poci ini yang menjadi daya tarik tersendiri dibanding warung ayam panggan yang sudah eksis duluan di sepanjang jalan perjalanan ke Wonogiri dari arah Ponorogo.
Pengunjung semakin ramai akhirnya mbak Parti mengurbankan rumahnya yang depan (serambi), rumahnya dimundurkan lagi dibikin lesehan dan rumah utama yang dulu untuk menaruh mebel dijadikan tempat makan pula. Sementara lahan disebelah timur yang dulu masih berupa ladang dijadikan dapur memanjang sampai belakang.
Kini dalam sehari mbak Parti menhabiskan lebih 200 ekor ayam untuk dipangang, dan 50-an ekor untuk digoreng. Rumah makannya buka mulai jam 7 pagi sampai jam 9 malam. Menjelang liburan akhir tahun begini kata mbak Parti berapapun ayam yang disembelih bisa habis dalam sehari.
"Kari nari boyok-e mas...." jawabnya ketika saya tanya habis ayam berapa per hari, dia menjawab tergantung pinggangnya masih kuat atau tidak, karena berapapun ayam yang disembelih bisa habis dalam hari itu juga.
Mbak Parti dibantu pekerja dari tetangga kanan-kirinya, jumlah pekerja hampir 20-an orang. yang muda-muda mengurus depan dan yang tua-tua kebagian memasak dibelakang.
untuk satu porsi ayam lengkap dengan sayur dan nasi beserta minuman dihargai 25-an ribu. satu potong ayam dibagi menjadi 4 bagian, jadi satu porsi makan terdiri dari 1/4 ekor ayam panggang, sayur lodeh, sambal, minum teh poci panas gula batu atau minum es dingin dan nasi yang ditaruh dalam wakul (ceting). Untuk lebih murahnya beli seekor yam untuk 5-6 ayam. Seekor ayam dihargai 50-80 tergantung besar kecilnya ayam.
Sayur lodeh gude, sayur ini merupakan pavorit saya di rumah makan ini, namun sayang pengaruh musim sehingga tak tersedianya sayur ini kemarin. Gude itu mirip kacang kapri atau plolong, kulitnya lembut seperti sutera. Enak dimasak isinya yang mirip kacang tolo, enak juga dimasak keita masih kepek (masih muda kaya kacang koro).
Tempe lanas lombok ijo, arti lanas itu mirip hampir bosok, tempe hampir bosok rasanya khas dibumbu santan kental kaya gambar diatas. Rasanya gurih,manis dan pedas. ini juga luar biasa. tempenya lunak karena sudah hampir bosok, sehingga terasa lumer di mulut.
Sayur Terong glathik, ini sayur terong kecil-kecil dimasak dengan ebi atau ikan teri di santan kental. namun sering juga terong glatik dibuat lalapan dengan sambal bawang. Rasanya luar biasa pula
Urap, ini sayuran yang dikukus dan dibumbui dengan kelapa muda, dijamin ketagiahn.
Bothok, parutan kelapa yang dibumbu dikasih ikan jerohan ayam atau teri ataupun ikan sungai dikukus dibungkus dengan daun pisang, ini cikal bakal sehingga si empunya lebih dikenal dengan nama mbah Bothok.
Tak hanya sekedar mampir ke toiletnya seperti awal-awal saya lewat sini ketika awal buka, wakakakakakakak. Dijamin tidak kecewa sambil ke toilet kita makan.
Â
*) salam madiyang
*) salam koteka
*) salam kampret
*) salam beku
*) salam beku
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H