Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pesan dari Toilet

4 Desember 2015   22:09 Diperbarui: 5 Desember 2015   01:59 768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ditembok toilet ini  kalau belum dihapus masih dinikmati di toilet umum terminal bus Madiun.

Di toilet sebelahnya ternyata pendukung Jokowi mengadakan perlawanan dengan memberi lebel Prabowo sebagai pelanggar HAM berat. Pendukung Prabowo tidak terima dengan menuliskan kata-kata kasar berupa sebutan untuk binatang. Pendukung Prabowo menganggap Prabowo lebih pantas menjadi presiden daripada Jokowi. Lagi-lagi para politisi sekitar Jokowi juga kena serang.

Toilet juga tempat memberi dukungan buat team kesayangan. Seperti gambar diatas pendukung Persik menganggap Arema seperti 'entut'. Lebih ganas lagi para pendukung Persik juga berkata-kata kotor, dan ditimpali lagi oleh penulis lain yang tidak suka bola, mereka memprotes pendukung bola mencoreti tembok toilet dengan memebri pean yang lebih besar lagi di tembok yang sama. Ini sama halnya melarang orang padahal dirinya sendiri melakukan. Mirip situasi negeri kita membersihkan lantai dengan sapu yang kotor.

Pesan diatas ini lebih cerdas dia memberi anjuran dan memberi nasehat, sekalian numpang iklan. Mereka cerdas bahwa toilet umum saban hari dikunjungi ratusan orang. Iklannya gratis tak perlu keluar diwit buat media cetak atau elektronik. Sambil menyelam minum air, mereka mau tapi juga ada maunya.

Iklan-iklan yang paling sering ditempelin di wc umum berupa obat sakit perut (mencret), mereka cerdas kebanyakan orang yang tergesa masuk wc karena sakit perut atau mencret, Dia berharap sehabis mengeluarkan kotorannya dan begitu keluar segera mencari obat penyembuh mencret tersebut yang dijual tidak jauh dari wc umum tersebut. Iklan lainya berupa jasa atau produk kesehatan, iklan-iklan ini resmi dengan seijin pengelola toilet umum tersebut. 

Terminal, stasiun, bioskop, spbu, sekolahan, serta kantor-kantor sering toiletnya menjadi pelampiasan para pengunjung atas situasi yang ada, tentang ketidak puasan terhadap layanan birikroasi dari perusahaan atau kantor, tempat protes bawahan terhadap atasan, rakyat kepada pemimpinya.

Saya yakin sidang MKD ini sebentar lagi juga akan menghiasi toilet-toilet umum. Tidak percaya?? Tunggu saja. 

 

*) salam njepret
*) salam dari toilet

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun