Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tradisi, Tahayul, dan Harapan dari Suatu Perayaan

21 Oktober 2015   21:04 Diperbarui: 22 Oktober 2015   08:28 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Yen tiyang Jawi niku pengine yen ganti tahun ngeteniki jawah deres, mungi-mugi mbenjing enjing udan deres, niku pertandane kemakmura ing tahun ngajeng mas..." katanya lagi, orang Jawa mengharap hujan deras ketika pergantian tahun, karena hujan deras merupakan pertanda kemakmuran untuk tahun kedepan.

Acara kirab kemarin didahului oleh marching bands dari beberapa sekolah di Ponorogo, mulau dari tingkat SD, SLTP, sampai SLTA mereka sebagai pembuka jalan, sebagai cucuk lampah sebelum peserta arak-arakan.

Pengusung pusaka tombak Tunggul Nogo dan Cinde Wulung di uarutan berikutnya, pusaka dibawa oleh para pegawai kabupaten dan perwakilan dari dinas yang berada di kabupaten Ponorogo.

Bupati dan rombongan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) berada di belakang iring-iringan pusaka, Ketua DPRD, Sekwilda, Kapolres, Dandim, Kepala Kejaksaaan, Kepala Pengadilan, Para Kepala Dinas dan Departemen, Para Direktur yang berada di bawah bupati, para camat mengikuti dibelakang bupati.

Putri Songgo Langit yang diperankan oleh Puteri Indonesia Persahabatan 2015 Lestari Adelia, diikuti Finalis Kakang Sendhuk Ponorogo 2015.

Rentetan sejarah Ponorogo dari masa ke masa dipertontonkan, mulai dari jaman Wengker sampai jaman sekarang, pakaian adat dari masa-masa, busana dan persenjataan prajurit, serta tata rias para putri pada jaman masing-masing era di balut apik yang diperagakan oleh siswa-siswa tingkat SMP dan SMA yang ada di kabupaten Ponorogo.

Acara kirab berakhir di depan paseban dan pendopo kabupaten Ponorogo, dilanjutkan Tumpeng Porak, tumpeng yang berisi makanan dan hasil pertanian yang diperebutkan oleh para masayarakat yang sudah lama menunggu berakhirnya kirab, tua muda, lelaki perempuan saling berebut, mereka meyakini mendapat keberkahan dari makanan dari tumpeng yang diporak dan diperebutkan ini.

Tradisi, tahayul, dan harapan dari suatu perayaan merupakan cerita tersendiri dari masing-masing orang. Lambat laun terus berubah dan berkembang menyesuaikan jaman, serta menjadi salah satu dalan Pesona Indonesia.

Sumber foto; Nanang Beku, Damar Sasongko Beku, Daniel Raharjo Beku

"Selamat datang di Kota Reyog, Selamat datang di Ponorogo kota budaya"

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun