"Yen tiyang Jawi niku pengine yen ganti tahun ngeteniki jawah deres, mungi-mugi mbenjing enjing udan deres, niku pertandane kemakmura ing tahun ngajeng mas..." katanya lagi, orang Jawa mengharap hujan deras ketika pergantian tahun, karena hujan deras merupakan pertanda kemakmuran untuk tahun kedepan.
Pengusung pusaka tombak Tunggul Nogo dan Cinde Wulung di uarutan berikutnya, pusaka dibawa oleh para pegawai kabupaten dan perwakilan dari dinas yang berada di kabupaten Ponorogo.
Bupati dan rombongan Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) berada di belakang iring-iringan pusaka, Ketua DPRD, Sekwilda, Kapolres, Dandim, Kepala Kejaksaaan, Kepala Pengadilan, Para Kepala Dinas dan Departemen, Para Direktur yang berada di bawah bupati, para camat mengikuti dibelakang bupati.
Putri Songgo Langit yang diperankan oleh Puteri Indonesia Persahabatan 2015 Lestari Adelia, diikuti Finalis Kakang Sendhuk Ponorogo 2015.
Rentetan sejarah Ponorogo dari masa ke masa dipertontonkan, mulai dari jaman Wengker sampai jaman sekarang, pakaian adat dari masa-masa, busana dan persenjataan prajurit, serta tata rias para putri pada jaman masing-masing era di balut apik yang diperagakan oleh siswa-siswa tingkat SMP dan SMA yang ada di kabupaten Ponorogo.
Tradisi, tahayul, dan harapan dari suatu perayaan merupakan cerita tersendiri dari masing-masing orang. Lambat laun terus berubah dan berkembang menyesuaikan jaman, serta menjadi salah satu dalan Pesona Indonesia.
Sumber foto; Nanang Beku, Damar Sasongko Beku, Daniel Raharjo Beku
"Selamat datang di Kota Reyog, Selamat datang di Ponorogo kota budaya"
Â
Â