Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seni Unta dan Seni Gajahan, Seni Syariah Kata Mereka

23 Agustus 2015   19:50 Diperbarui: 23 Agustus 2015   19:50 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ono tangis kelayung-layung.
Tangise wong kang wedi mati.
Gegodongan sirep sisideman

Yen wis mati mongso wurungo.

Ditumpakke kereta jowo.
Rodane roda manungso..
Ditutupi ambiyang-ambiyang..
Disirami banyune kembang.. (

Duh gusti ALLAH.
Kulo nyuwun pangapuro..
Ning sayange wis ora ono guno...
Kabeh wis raguna yen kafan wus dikemulno....

Mungkin kalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, jadi begini:

Ada tangisan menyayat,

Tangisnya orang ketakutan menghadapi mati,

Daun-daun diam tak bergerak,

Kalau kematian telah tiba tak bisa dihindarkan.

 

Dinaikkan kereta jawa,

Rodanya roda manusia (keranda),

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun