Ketika saya tanyakan alasan mengapa jual-belinya malam hari, petugas bea dari desa mengatakan orang didesa ini kalau siang hari orang-orang bekerja di ladang dan hutan, dipilihnya malam hari supaya tidak mengurangi jam kerja siang harinya. Dan ini pun sudah berlangsung lebih seratusan tahun katanya. Luar biasa semangat bekerja masyarakat disini.
[caption id="attachment_358679" align="aligncenter" width="510" caption="durian, daerah Ngbel ini terkenal penghasil durian, pengepul membeli langsung dari petani"]
[caption id="attachment_358680" align="aligncenter" width="510" caption="pisang, kelapa, alpokat, nangka, rambutan dari Ngebel sudah melegenda"]
[caption id="attachment_358682" align="aligncenter" width="510" caption="manggis juga menjadi andalan di daerah ini"]
[caption id="attachment_358775" align="aligncenter" width="510" caption="penduduk asli menjajakan hasil tanamannya"]
Ada pekerjaan rumah buat pihak terkait untuk mengembangkan pasar ini, terutama pihak pertanian dan tanaman pangan serta bagian pariwisata untuk menjadikan pasar ini sebagai tujuan wisata khususnya agro wsiata buah-buahan, durian menjadi unggulan meski terkendala musim, namun buah-buahan lain akan selalu  bisa ditemui di pasar ini, manggis, alpokat, pisang, nangka, pijetan, duku, pundung, rambutan, kesemek, dan nanas.
Saya yakin bila ini mendapat sentuhan dari dinas terkait lambat laun pasti akan menjadi pusat perhatian pihak luar untuk masuk ke daerah ini. Karena selama ini yang masuk hanya pengepul dari daerah kota yang mengambil keuntungan berlipat. Seperti halnya sebuah durian di kota dihargai 80 ribu di pasar ini hanya dibandrol 20-an ribu. Seperti kemarin saya membeli sejinah (10 buah) durian dengan borongan seharga 65 ribu, padahal kalau dibeli di kota bisa mencapai 250-300 ribu rupiah. Jarak ke kota Ponorogo dan Madiun yang hanya berjarak 30-an km dengan jalan yang sudah beraspal seharusnya menjadi keuntungan, namun kendala pasar yang hanya buka pada malam hari mungkin ini yang menjadikan pengunjung berpikir 2 kali untuk datang ke tempat ini disertai jalanan yang berkelok dan naik turun menjadi tantangan tersendiri.
[caption id="attachment_358776" align="aligncenter" width="510" caption="penjual kopi dan jemblem di samping kanan makam Nyai Latung, yang banyak menceritakan keunikan pasar Bale batur ini"]
[caption id="attachment_358777" align="aligncenter" width="510" caption="hasil kerajinan masyrakat sekitarpun di pasarkan di pasar ini"]
[caption id="attachment_358779" align="aligncenter" width="510" caption="menunggu pik up yang akan mengangkutnya pulang di emper toko yang sekaligus pagar makam dan pasar"]
Selain buah-buahan pasar ini menjadi tempat penjualan hasil kerajianan masyarakat sekitar, seperti kerajinan anyaman bambu seperti gambar diatas.