Yogyakarta, setelah semalam menginap di Yogyakarta kami sekeluarga meneruskan perjalanan pulang, kami berangkat melalu jalur selatan Ponorogo-Pacitan-Wonosari-Yogyakarta, dan rencana pulang melalui jalur utara Yogyakarta -Solo-Magetan-Madiun-Ponorogo.
Tanpa rencana dahulu, mobil kubelokkan ke Arah Candi Prambanan.
Begitu masuk pelataran parkir di Prambanan kami langsung menuju loket masuk, kami ditawari paket Prambanan-Boko atau cuma Prambanan saja, penasaran saya pada candi Boko saya memutuskan paket yang Boko sekalian, 45 ribu rupiah per orang sudah termasuk angkutan ke candi Boko, untuk anak-anak 30 ribu rupiah.
"Kok banyak bata yang berserakan pak?" tanya Zaky begitu memasuki kawasan candi Prambanan.
"Bata kok hitam kayak batu... ini lagi mbangun apa pak?" terus Zaki dengan penasarannya, karena ini kali pertama anak saya melihat candi dan dengar kata candi.
Saya kebingungan mau menjawabnya, dan harus dari mana memulai menceritakannya, pertanyaan demi pertanyaan belum juga bisa saya jawab meski sudah masuk dalam kawasan utama candi.
"Ini namanya candi Prambanan ...." awal penjelasan saya pada Zaky.
"Candi???...... apa itu candi???" tanyannya terus mengejar.
"Candi adalah bangunan peninggalan sejarah kerajaan masa lalu ........" namun jawaban saya tidak membuatnya puas.
"Siapa yang meninggal ....... Raja itu apa ...... ??" pertanyaan dan jawaban yang belum juga menemui jalan temu.
Begitu masuk bangunan utama langsung antri untuk masuk, petugas mewajibkan pakai helm yang sudah disediakan.
Lagi-lagi cekikikan, "Kaya tukang semen saja pakai helm..."
"Biar ndak kejatuhan batu kepalanya Kii.... " timpal Ibunya.
Langsung Zaky naik duluan tanpa sempat terkejar, dia berhenti di bagian yang mirip kamar di bagian atas yang diberi pagar dan dikunci, "Ada patungnya pak didalam....."
Lalu berjalan ke sebelah selatan, dan masuk kamar lagi, meski gelap samar-samar ada patung yang tangannya buntung. "Kok ini ndak dipager dan ndak dikunci.. apa sudah jinak pak?" tanya Zaky, tanpa saya jawab.
"Raja itu apa pak? hebat bener bisa bikin kayak gini" kata Zaky sambil terus berjalan memutari sisi barat.
"Raja itu mirip bupati, mirip Jokowi, mirip presiden...." saut saya, dia ngefans betul sama Jokowi yang dia tahu dari sinetron di TV tempo hari.
"Yang bikin yan pegewainya raja, rakyatnya, dia cuma memerintah ndak bakalan ikutan numpuk-numpuk batu kayak gini...." sambil berjalan saya jelaskan asal ucap.
"Endak Kii... yang bikin ini Bandung Bodowoso dalam semalam, dia memenuhi permintaan calon istrinya yang namanya Roro Jonggrang untuk bikin candi seribu dalam satu malam, namun ketika sudah dapat 999 ayam sudah berkokok pertanda waktu sudah habis, dan Bandung Bondowoso marah sebagian candi ditendangnya jadi berantakan kayak yang berserakan ini, dan Roro Jonggrang dikutuk jadi batu kayak yang dikamar yang dipageri tadi...." cerocos Ibunya yang menbuat Zaky tambah bingung.
"Njelasin pada anak itu yang masuk akal, yang rasional biar anak rasional mikirnya, paling tidak biar salah satu dicerna dulu, biar anakmu nggak tambah bingung...." protes saya pada istri atas penjelasannya.
"Wakakakakakakakaka kayak habis disunat, wakakakakaka bapak berkali kali sunatnya wakakakakakakaka......" Zaky tertawa yang bikin petugas tersenyum.
"Pak..... kok kayak kuburan ....." teriak Zaky, karena dia tahu kuburan-kuburan di daerah Ponorogo banyak yang diatas gunung dan banyak bebatuan.
Setelah melewati seperti regol Zaky teriak ," Pak ada lapangan bolanya, raja dulu suka sepak bola ya??......"
"Pak ada kolamnya juga ......." sambil terus berlarian dia ku kejar.
"Budha itu apak pak, Hindu itu apa pak....." tanya Zaky lagi.
"Budha, Hindu itu agama, candi ini dulu masjidnya orang Budha atau Hindu...." entah masuk atau endak yang penting saya jawab sekenanya.
Semoga Zaky bisa merangkum apa yang dia lihat, kalaupun ada kesalahan bapaknya dalam menjawab semoga kelak dia rajin membaca untuk mendapatkan jawabannya.
Sudag jadi kebiasaan di sekolahnya Zaky tiap kali habis liburan gurunya menagih cerita pengalaman selama berlibur, saya yakin dia bisa bercerita dengan cerita versi anak 5 tahunannya.
Yang tanya dan ditanya sama-sama bingungnya. Wakakakakakakakakaka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H