Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Peniti Beha Emak

25 Juli 2012   01:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:40 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan pagi harinya aku menjemput Reni untuk berangkat kerja, dan siangnya Reni ikut lagi kerumahku mengambil motornya yang kemarin terkena peniti di depan rumahku.

Lagi-lagi emak-ku tersenyum aneh sekali ketika aku datang dan pergi dengan Reni.

Apakah ini ulah peniti-peniti yang biasa buat mengancing beha emak? Apakah ini ulah emak nyarikan jodoh aku? Mengapa emak kelihatan bahagia dengan kejadian-kejadian ini? Bagaimana dengan Reni?

Tapi semenjak kejadian kemarin aku dan Reni rajin sms-an dan menelephon untuk membangunkan ketika makan sahur tiba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun