Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Ramen] Semalam dengan Ningrum PSK Ngguyangan

10 Januari 2012   09:37 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:05 11969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku ape leren nggak nglonthe maneh mas, aku kapok pook....." langsung dia berbicara nyerocos, dan aku hanya bisa mengangguk mendengar penuturannya, aku masih heran dan bingung dengan apa maksut dari kata-katanya, dan baru kali ini pula ada PSK yang ikut numpang di truk-ku.

"Aku nggak bakalan lagi jual diri lagi... kapok....." kata Ningrum sambil air matanya terurai.

"Aku kepengin cepet kawin wae, emoh cari duwit sing gak bener" kata-kata Ningrum tak lagi bisa saya bendung, laju kendaraan yang mulai melambat memasuki daerah Wilangan karena ada truk didepan yang tak kuat menanjak, dan tampak didepan Polisi lalu lintas sibuk mengalihakan jalur.

"Sabuk-nya dipakai dulu, ada Polisi didepan" pintaku sambil memandang arah Ningrum.

Ningrum tampak kebingungan mencari sabuk pengaman, karena sabuk tercantol pada dongkrak yang aku taruh disamping jok kiri.

Untung mobil depan berhenti, sehingga aku ikutan berhenti dan bisa mengambil menarik sabuk pengaman disamping kiri Ningrum.

"Maaf...... maaf...... " kataku sambil salah tingkah karena tanganku ketika menarik seatbelt tak sengaja mengenai dadanya, dan hal ini membuat keringatku jatuh bercucuran karena malu. Meski Ningrum sudah biasa dipagangi dadanya namun aku tetap saja merasa bersalah.

Dan secara reflek seatbelt saya lepaskan, dan ketika aku akan mengulangi mengambilnya kembali betapa kagetnya aku karena secara bersamaan Ningrum juga akan mengambilnya sehingga kening kami berbenturan. Dan kami hanya bisa tersenyum dan segera pengait seatbelt aku kancingkan sampai berbunyi 'klik'.

"Kok mendadak berhenti nggak kerja di Ngguyangan memange ada apa?" tanyaku sambil mengusir kebekuan, karena sejak naik dari Ngguyangan sampai perbatasan Madiun ini hanya Ningrum yang banyak bicara.

"Siang tadi aku melayani pelanggan, pelanggane kok yo aneh-aneh, aku suruh pakai pakaian serba merah-merah, mulai CD,  BH dan lingerie sexy yang dibawakannya." cerita Ningrum, dan aku hanya bisa menyimak sambil mengangguk-angguk.

"Katanya pelangganku itu dia akan lebih bergairah kalau pasangannya pakai warna begituan, dan ternyata lingerie itu nampak seksi kupakai, dia begitu menggebu ketika aku memakainya.." lanjut Ningrum, yang membuat saya menelan ludah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun