Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sekayu, Citarum, Dan Bendungan Kecil

4 Mei 2011   12:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:05 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sungai yang jernih di gambar samping adalah sungai di daerah Pandansari Pudak, Ponorogo bagian timur kurang lebih 35 km dari pusat kota.

Kejernihan airnya bisa dinikmati meski musim kemarau panjang, dan daerah ini dijadikan tempat menghilangkan penat meski hanya sebuah sungai yang belum sempat di kelola.

Kemarau atau penghujan tetap saja bisa ditemui keindahannya apalagi sekarang sampai bibir sungai telah dilakukan pengerasan jalan dengan aspal, meski seadanya.

Sungai ini adalah rembesan dari sungai kecil-kecil dari lereng Gunung Wilis sebelah barat daya.

Dan kejernihan sungai ini bisa juga dinikmati sampai daerah Jurug Sooko yang disana pula ada air terjunnya yang bernama Pletuk, dan Pletuk ini sudah dikelola swadaya masyarakat setempat bekerja sama dengan Perhutani, karena wilayah ini masih kawasan hutan lindung.

Semakin jauh mengalir bertemu dengan sungai dari lereng Gunung Wilis bagian selatan, yang membuat sungai ini semakin lebar sampai di bawah.

Dan kurang lebih 70 km dari Sungai Pandansari ini semua sungai di wilayah Ponorogo akan bersatu dalam sungai Sekayu.

Dan Sungai Sekayu inilah akhirnya mengalir ke Madiun dan dari Madiun ini masuk Ngawi dan bersatulah dengan aliran dari Bengawan Solo.

Gambar di samping adalah Sungai Sekayu, diambil dari sisi jembatan di Sragi sebelah barat Tempuran (bertemunya 3 sungai).

Dan gambar ini saya ambil 3 hari yang lalu dengan keadaan yang lebih lebar dan dalam daripada sebelum banjir yang dulu. Sampai sini sudah keruh kecoklatan, namun masih lancar.

Pada akhir tahun 2007 yang lalu terjadi banjir bandang di sekitar sungai ini, yang mengakibatkan banyaknya kerusakan dan membawa kurban jiwa.

Sebelum banjir sungai ini mengalami pendangkalan akibat sedimen pasir dan sampah.

Dan berikut ini gambar-gambar sewaktu banjir pada Desember 2007 yang lalu.

Dan berikut ini gambar Prasasti untuk sekilas memberi perhatian pada masyarakat sekitar untuk lebih menyayangi sungai.

Sekitar 2 tahun yang lalu di setiap dekat jembatan (sekitar 100 meter) dikasih tanggul semacam pondasi yang melintang (membendung) sungai yang letaknya ditengah sungai. Kata kontraktor pelaksana kala itu saya sempatkan tanya, berguna untuk menjaga supaya jembatan nggak amblas akibat pondasinya di gerogoti air yang deras.

"Namun hasilnya luar biasa, bendungan kecil tersebut ketika dilewati air akan menggerojok seperti air terjun yang akan menggerus sedimen pasir, sehingga sungai akan semakin dalam, dan hal demikian akan terjadi di jembatan dan bendungan-bendungan kecil yang melintang di aliran berikutnya."

Seperti gambar dibawah ini (tanda panah menunjukan bendungan kecil tersebut).

Dan ketika terjadi curah hujan di bulan akhir-akhir ini sungai Sekayu bisa menampung air dari seluruh Ponorogo, sebagai akibat makin besar volume sungai, akibat bendungan tadi.

Sayang sekali hal ini sulit sekali di manesfestasikan di Sungai Citarum yang terlanjur salah urus. Dan yang pasti Sekayu-ku jangan seperti Citarum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun