Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pesona Telaga Ngebel

13 Maret 2014   03:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ponorogo (5/3/14)

Jam masih menunjukan 03:30 pagi, gerimis dan kabut menyelimuti sepanjang jalan sempit berliku dari kota Ponorogo sampai Telaga Ngebel. Dingin terasa menusuk tulang, hawa dingin segar khas pegunungan ini mulai terasa ketika sampai daerah Jenangan, dan semakin naik semakin dingin.

Jarak 25-an km tak terasa  terlampaui, jam 4-an pagi sudah sampai di pinggiran telaga sisi barat. Dingin semakin menusuk  melengkapi seramnya suasana, maklum hari masih gelap dan adzan subuh-pun belum berkumandang, hanya suara qiro'at sayup-sayup dari pengeras suara masjid jauh di lembah sana.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Menunggu matahari"][/caption]

Sesaat kemudian langit cerah, semburat merah merekah di langit timur telaga. Ini keberuntungan, karena sepanjang jalan tadi gerimis dan berkabut. Di telaga Ngebel ini sering kali hujan tiba-tiba datang, dan kebalikannya  tiba-tiba cerah. Sering pula sisi barat hujan tapi sisi timur tidak hujan, begitu pula sisi utara dan selatan.

Matahari terbit dari balik bukit

Dalam kegelapan segera memasang tripod dengan penerangan lampu motor, suasana masih menyeramkan, seperti tidak ada tanda-tanda kehidupan, hanya suara lolongan anjing dari kejauhan dan hembusan angin yang menerjang pepohanan yang mengusik keberanian.

Susana gelap dan menyeramkan ketika  sendirian di sisi barat yang jauh dari pemukiman, namun tahun terakhir ini relative aman. Karena kurun waktu 5 tahunan yang lalu daerah sekitar telaga tidak aman, banyak pemuda mabuk dan sering kali memalak pengunjung.

Namun sekarang jauh lebih aman dibanding 5 tahunan yang lalu, nampak di pagi tadi banyak rombongan yang bukan orang sekitar Ngebel berolah raga jalan kaki mengitari telaga, dari logat dan warna kulitnya bukan orang asli Ngebel, mereka pengunjung yang menginap di hotel-hotel di pinggiran telaga.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="dari sisi tenggara"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="dari sisi barat daya"][/caption] [caption id="attachment_298690" align="aligncenter" width="616" caption="Hotel melati bertebaran di sisi barat daya dan tenggara"][/caption] [caption id="attachment_298692" align="aligncenter" width="641" caption="Masjid yang hampir jadi jadi di sisi tenggara"]

1394007694330518237
1394007694330518237
[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Geliat pembangunan di pinggir telaga"][/caption]

Memang serba dilema, di satu sisi pariwisata digiatkan, dan di satu sisinya hembusan kabar prostitusi dan kebebasan yang bertentangan dengan norma mulai merebak bersamaan adanya fasilitas seperti hotel, tempat karaoke. Namun ini sudah jamak diberbagai tempat wisata dan ini menjadi resiko yang harus dibayar dengan berkembangnya kepariwisataan kita.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Penjala ikan dengan rakit bambu"][/caption]

Wahana permainan anak-anakpun mulai ada, di sisi timur karena disisi timur ini relati landai dan dangkal, di kurun waktu 5 tahunan yang lalu belum ada karena kesan mistis masih lekat di telaga ini. Air telaga dibikin agak meluber agar sampan dan sepeda air bisa sampai tepi. [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Pepohonan besar yang meneduhi jalan"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Aktifitas penjual kopi memikul dagangannya menuju telaga"][/caption]

Ada 4 akses untuk mencapai telaga Ngebel ini, pertama dari pusat kota Ponorogo melewati Pasar Pon terus melewati kecamatan Jenangan, dan ini jalur utama atau jalur resmi.

Kedua melewati kecamatan Pulung, Kesugihan jalan berliku di persawahan dan melewati sumber air panas, yang konon dipercaya bisa untuk teraphy berbagai penyakit.

Ketiga melewati jalur Sedudo Nganjuk, namun jalan ini tidak bisa dilewati roda 4 dan hanya bisa dilewati motor trail, dan sering dijadikan jalur petualangan menggunakan motor trail.

Ke empat jalur Madiun, melewati Dolopo ke timur, jalur ini paling bagus jalannya dan paling disukai pengunjung, jarak Dolopo Ngebel sekitar 17-an km.

PR (pekerjaan rumah) bagi Pemda Ponorogo, dimana akses jalan perlu diperbaiki, selain sempit di daerah timur Jenangan ada tambang pasir gunung, banyak kendaraan berat berjajar sepanjang jalan yang membuat jalan macet, dan rusak lumayan parah, begitu juga ekosistem di sekitarnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Rumpun bambu dipinggiran jalan"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Pedagang durian keliling di pinggir telaga"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="427" caption="Pohon durian milik penduduk sekitar telaga"][/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="pohon rambutan, manggis, duku, pundung tumbuh subur di sekitar telaga"][/caption]

Ngebel ini terkenal penghasil buah durian, ada varietas lokal yang terkenal yaitu Duren sewu, durian ini buahnya kecil, kulitnya tipis, daging buahnya tebal, rasanya pahit-pahit manis, namun bijinya kecil bahkan nyaris tidak ada. Dan durian ini hanya ada di daerah Ngebel dan Pulung.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Selamat Datang; Selamat berkunjung di Telaga Ngebel"][/caption] Selamat berkunjung di telaga Ngebel, keramah tamahan masyarakat kami akan menanti anda. Salam Kampret!

1390184106988129398
1390184106988129398

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun