Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sandimoen Penyedia 'Hom Lothe' Di Pantai Klayar

27 Mei 2014   21:25 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:03 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_308659" align="aligncenter" width="518" caption="Rumah mbah Sandimoen, akrab dan bersahaja"]

14011721101226800055
14011721101226800055
[/caption]

Hampir semalaman kami saling bercerita, dia mengeluarkan stop map yang berisi surat-surat beserta sertipikat, dia menunjukkan bukti rumah dan tanah kepemilikannya. pernah suatu hari ada orang dari Jakarta akan membeli tanah dan rumahnya, naun iya enggan untuk melepasnya. Dia menceritakan sudah mengajukan IMB serta surat ijin buat penginapannya. Dia menamai penginapanya "Pusaka Nuri". Dalam sertipikatnya tersebut tertulis alamat home staynya RT 02 RW 04 Dsn Kendal, Desa Sendang Kec Donorejo Kab Pacitan.

Mbah Sandimoen meminta masukan buat home stay-nya, dan apa yang perlu di benahi lagi biar ramai di datangi orang.

"Mbah Kamare diparingi pintu sing iso dikunci, lan tiap kamar diparingi cop-copan listrik, omah ben tetep model kuno ngenten mawon ben tetep asri..." jelas mas Shandy, yang membuat mbah Sandimoen manggut-manggut.

"Tuku wesi buat tiang antena mbah, diparingi anetana handpon , tukune wonten kutho, ben daleme sampeyan enek sinyale, iso gawa tilpun..." permintaan mas Daniel.

"Nyuruh putrane wae sing enom yen perkoro antena mbah... ben gak bingun sampeyan... " ibuh mas Isrom.

[caption id="attachment_308660" align="aligncenter" width="518" caption="Dalam rumah mbah Sandimoen yang masih perlu banyak pembenahan, rumah Jawa dengan kamar kamar kecil (centhongan)"]

14011729651411965642
14011729651411965642
[/caption] Kami terus bercerita sampai tak terasa jam hampir menunjukan 12 malam. kami keluar jalan-jalan di depan rumah yang sudah terhampai pantai, dan onggokan batu karang besar. "Mbah yen pengin tempat yang paling duwur pundi?" tanya saya. Sambil menunjuk ke arah bukit bagian barat, "Mriko mas... bade lihat pundi-pundi ketawis, ningali lintang sae pating krelop...." "Milky way yuks... kesana...." ajak mas Shandy, cuaca cerah langit berseih meski sore tadi mendung tebal menyelimuti Klayar. [caption id="" align="aligncenter" width="563" caption="Bima Sakti dari bukit Klayar sebelah barat"][/caption] Jam 2 kami turun dari bukit sebelah barat, sementara rombongan kami yang berangkat belakangan sudah tiba di parkiran dan sudah menunggu. Dan kami bergegas menuju penginapan. Dan setelah subuh kami harus berlarian lagi menuju arah barat menyambut datangnya mentari yang diiringi langit ungu semburat lembayung. [caption id="" align="aligncenter" width="564" caption="Sorot lampu dari rumah mbah Sandimoen dijepret dari sebelah parkiran"][/caption] Semakin iang kai merangsek ke arah timur, pas di depan rumah mbah Sandimoen ada onggokan batu karang yang mirip kapal selam. [caption id="" align="aligncenter" width="567" caption="Onggokan batu karang di depan rumah mbah Sandimoen, mirip kapal selam"][/caption]

Terus menuju timur ada karang besar yang terendam air dan diterjang ombak silih berganti dari arah timur dan barat, membuat kai semakin takjub

Kami masih penasaran dengan tempat kami berlarian petang kemarin, kai menelusuri jalan setapak kemarin dan kai melanjutkan jeprat -jepret di atas bukit itu sampai matahari di atas kepala.

[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Di timur bukit nampak hamparan pasir hitam. Shandy doc"][/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="567" caption="batu karang mirip kapal selam di depan rumah mbah Sandimoen, doc Shandy"][/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun