[caption id="attachment_308659" align="aligncenter" width="518" caption="Rumah mbah Sandimoen, akrab dan bersahaja"]
Hampir semalaman kami saling bercerita, dia mengeluarkan stop map yang berisi surat-surat beserta sertipikat, dia menunjukkan bukti rumah dan tanah kepemilikannya. pernah suatu hari ada orang dari Jakarta akan membeli tanah dan rumahnya, naun iya enggan untuk melepasnya. Dia menceritakan sudah mengajukan IMB serta surat ijin buat penginapannya. Dia menamai penginapanya "Pusaka Nuri". Dalam sertipikatnya tersebut tertulis alamat home staynya RT 02 RW 04 Dsn Kendal, Desa Sendang Kec Donorejo Kab Pacitan.
Mbah Sandimoen meminta masukan buat home stay-nya, dan apa yang perlu di benahi lagi biar ramai di datangi orang.
"Mbah Kamare diparingi pintu sing iso dikunci, lan tiap kamar diparingi cop-copan listrik, omah ben tetep model kuno ngenten mawon ben tetep asri..." jelas mas Shandy, yang membuat mbah Sandimoen manggut-manggut.
"Tuku wesi buat tiang antena mbah, diparingi anetana handpon , tukune wonten kutho, ben daleme sampeyan enek sinyale, iso gawa tilpun..." permintaan mas Daniel.
"Nyuruh putrane wae sing enom yen perkoro antena mbah... ben gak bingun sampeyan... " ibuh mas Isrom.
[caption id="attachment_308660" align="aligncenter" width="518" caption="Dalam rumah mbah Sandimoen yang masih perlu banyak pembenahan, rumah Jawa dengan kamar kamar kecil (centhongan)"]
Terus menuju timur ada karang besar yang terendam air dan diterjang ombak silih berganti dari arah timur dan barat, membuat kai semakin takjub
Kami masih penasaran dengan tempat kami berlarian petang kemarin, kai menelusuri jalan setapak kemarin dan kai melanjutkan jeprat -jepret di atas bukit itu sampai matahari di atas kepala.
[caption id="" align="aligncenter" width="576" caption="Di timur bukit nampak hamparan pasir hitam. Shandy doc"][/caption]
[caption id="" align="aligncenter" width="567" caption="batu karang mirip kapal selam di depan rumah mbah Sandimoen, doc Shandy"][/caption]