Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Orang Kedua Tak Sekedar sebagai Pendulang Suara

13 September 2014   18:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:48 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahok terlanjur jadi orang Jakarta, Ahok terlanjur dicintai Jakarta, Ahok terlanjur jadi maskot Jakarta.

Ahok bukan Cina lagi, Ahok bukan Gerindra lagi, Ahok bukan Golkar lagi, Ahok bukan orang kepulauan lagi, Ahok bukan Kristen lagi.

Orang Keturunan Cina tak  merasa kehilangan Ahok, orang kepulauan tak kehilangan Ahok, Orang Golkar tak merasa kehilangan Ahok, Orang Kristen tak merasa kehilangan Ahok, Gerindra merasa kehilangan?

Semua bangga denga Ahok, Cina, orang kepulauan, Golkar, orang Jakarta, orang Kristen, Gerindra?

Ahok bukan lagi wakil atau orang kedua yang harus duduk dibelakang meja, yang selalu menggangguk ketika atasannya menyuruh mengangguk, Ahok bukan orang kedua yang dijadikan umpan pendulang suara seperti daerah-daerah lainya.

"Ahok milik Jakarta, Ahok milik Indonesia"

*)salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun