Tari kebatan, kebatan diambil dari gerakan reyog 'Ngebat' yang artinya bergerak dan bangkit, ini adalah pesan dari pencipta tari untuk kebangkitan Ponorogo atau Indonesia untuk lebih baik.
Penarinya berpakain dan ber make up lucu, separoh wajah cantik dan saparohnya lagi macan yang menyeramkan, daan berpakaian atribut reyog dihiasi bulu merak. Mirip group reyog yang dikemas mini dan di mainkan satu orang. Gerakannya lincah meski meliuk-liuk seperti harimau yang bermahkota burung merak.
[caption id="attachment_329848" align="aligncenter" width="600" caption="Warog bagian pakem tari reyog kolosal"]
Tarian reyog dalam bentuk pakem (baku) juga ditampilkan, kali ini juga di tampilkan oleh siswa-siswa SMK (STM), mulai keluarnya warog, dan diikuti tarian jathilan, ganongan, bujang ganong dan dadag merak. Meski umur masih muda mereka terampil membawakannya, mungkin sudah terlatih atau terbiasa membawakannya karena menjadi seni wajib di sekolah-sekolah, wajib bisa membawakannya.
[caption id="attachment_329849" align="aligncenter" width="600" caption="Tari jathilan, penampilan reyog SMKN 1 Jenanagan"]
[caption id="attachment_329850" align="aligncenter" width="600" caption="Gemulainya penari jathilan"]
[caption id="attachment_329852" align="aligncenter" width="600" caption="Jathilan dan ganongan"]
[caption id="attachment_329853" align="aligncenter" width="600" caption="Piala Presiden FRN, diserahkan dari pemenang tahun lalu (Wonogiri) kepada bupati, dan selanjutnya bupati diserahkan ke panitia untuk diperebutkan kembali"]
Festival Reyog Nasional kali ini memasuki tahun yang ke XXI memperebutkan piala Presiden, penyerahan piala dari pemenang tahun lalu kepada bupati, dan selanjutnya bupati menyerahkan kepada panitiya untuk diperebutkan lagi di FRV XXI kali ini.
[caption id="attachment_329854" align="aligncenter" width="600" caption="Pemukulan gong sebagai tanda dibukannya Festival Reyog Nasional ke XXI"]
Pemukulan gong oleh bupati sebagai imbolik dimulainya FRN XXI dan dimulainya rangkain Grebeg Suro, seperti biasanya setiap Grebeg Suro diikuti pasar malam di alun -alun seputar panggung utama, pemilihan Kakang dan Senduk Ponorogo, Kirab budaya, Ziarah Makam Leluhur, Pameran fotography tentang budaya, Larungan dan risalah doa di telaga Ngebel, pertunjukan wayang kulit, kethoprak. Dan acara baru berakhir tanggal 1 Muharam.