Mohon tunggu...
Nanang Diyanto
Nanang Diyanto Mohon Tunggu... Perawat - Travelling

Perawat yang seneng berkeliling disela rutinitas kerjanya, seneng njepret, seneng kuliner, seneng budaya, seneng landscape, seneng candid, seneng ngampret, seneng dolan ke pesantren tapi bukan santri meski sering mengaku santri wakakakakaka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan Tersirat dari Tari Barong dan Keris di Bali

2 November 2014   04:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:54 1333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kalika adalah pengikut Rangda yang bisa berubah-rubah bentuk, berubah menjadi burung namun bisa dikalahkan oleh Sahadewa, Berubah menjadi babi hutan namun juga bisa juga dikalahkan, dan bisa berubah menjadi Rangda. Dan ketika berubah menjadi Rangda inilah Sahadewa juga tidak bisa mengalahkan, begitu juga sebaliknya tidak ada yang menag dan tidak ada yang kalah. Pertarungan antara Sahadewa yang telah berubah menjadi barong melawang Rangda  menjadi abadi menjadi simbol perlawanan atau pertempuran antara 'kebajikan' dan 'kebatilan' sepanjang masa dan sepanjang manusia ada di dunia. Ini melambangkan nafsu baik dan nafsu buruk yang akan selalu ada selama dunia masih ada.

141484743263573072
141484743263573072

[caption id="attachment_332579" align="aligncenter" width="600" caption="pertunjukan magis, saling menusuk dengan benda tajam namun tanpa terluka"]

141484749017226209
141484749017226209
[/caption]

[caption id="attachment_332580" align="aligncenter" width="600" caption="pertunjukan mirip debus, tahan senjata tajam"]

14148475331691020931
14148475331691020931
[/caption]

Namun selama manusia berbuat kebajikan (berpegang teguh pada agama) pasti ada pertolongan dari Tuhan (Hyang Widi). Sebagai anugrah diberikannya air suci bagi oarang yang baik dan bertaubat.

Tampak orang-orang yang sudah mendapat percikan dari air suci kebal dari senjata tajam (keris). Nuansa magis dan menakutkan ketika para penari saling menusukkan keris dan senjata tajam pada tubuh mereka sendiri dan teman seama penari lainnya, namun tidak ada yang terluka diantara mereka.

"Salam Budaya"

*) Salam Njepret

*) Salam Berwisata

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun